Di berbagai wilayah Jepang, pandangan kritis terhadap warga asing semakin meluas. Dalam pemilihan gubernur Miyagi baru-baru ini, kandidat yang didukung partai Sanseito partai berhaluan “Japanese First” hampir mengalahkan petahana. Perdana Menteri Sanae Takaichi, yang juga menyerukan peninjauan kebijakan terhadap orang asing, turut mendapat dukungan besar.
Dalam suasana politik seperti ini, Kota Oizumi di Prefektur Gunma, yang penduduk asingnya mencapai 20%, mulai menghadapi tekanan sosial. Dalam pemilu Juli lalu, Sanseito meraih 15,6% suara proporsional di Oizumi, lebih tinggi dari rata-rata nasional 12,6%. Bahkan di daerah pemilihan tunggal, kandidat Sanseito menang di kota tersebut sebuah sinyal perubahan sikap masyarakat.
Wali Kota Toshiaki Murayama, yang sejak 2013 mengusung konsep “hidup berdampingan” dengan warga asing, mengaku terkejut. Ia menilai hasil pemilu dipengaruhi oleh informasi menyesatkan di media sosial yang menuding warga asing mendapat perlakuan khusus. “Itu membuat sebagian warga menjadi resah,” katanya.
Padahal, menurut Murayama, angka kejahatan di Oizumi menurun 38% sejak ia menjabat. Masalah seperti sampah dan kebisingan pun berkurang. Di sisi lain, pendapatan pajak meningkat berkat bisnis yang mempekerjakan banyak tenaga kerja asing, menjadikan Oizumi tidak lagi bergantung pada dana bantuan pemerintah pusat — status langka di Jepang.
Namun, resistensi tetap ada. Saat pemerintah kota menghapus syarat kewarganegaraan dalam seleksi pegawai tahun fiskal 2025, 174 dari 183 tanggapan warga menolak keputusan itu. Dalam pemilu wali kota April lalu, seorang kandidat menuduh bahwa warga asing memperburuk keamanan publik, meski Murayama tetap menang telak.
Murayama menegaskan, “Tanpa warga asing, banyak perusahaan tidak akan bisa berjalan. Kalau mereka maju, pajak mengalir, dan kota ikut sejahtera.” Tahun 2024, hampir 29% bayi yang lahir di Oizumi adalah warga negara asing, sementara warga Jepang di kota itu didominasi kelompok usia 50-an tahun.
Menurut Murayama, Oizumi adalah cerminan masa depan Jepang sebuah negara yang harus belajar hidup berdampingan di tengah realitas populasi menua dan kebutuhan tenaga kerja asing yang kian mendesak.
Sc : mainichi








