Menu

Dark Mode
Bahasa Jepang Saat Memesan Makanan Delivery: Dari Telepon sampai Aplikasi Kadomatsu: Hiasan Bambu Tahun Baru untuk Menyambut Dewa Keberuntungan Novel Kyōkai no Melody Karya Toshiya Miyata Diadaptasi Menjadi Anime TV Polisi Kyoto Tangkap Warga Indonesia karena Menampung 7 Overstay Jepang dan Indonesia Gelar Pertemuan untuk Bahas Pertahanan di Tokyo Bahas Kerja Sama Maritim Nintendo Buka Toko Pertama di Fukuoka Jepang, Terbesar dari Semua Lokasi Resmi

News

Slogan Sanseito Bikin Warga Jepang Mulai Kritis terhadap Warga Asing, Kota Oizumi Jadi Sorotan

badge-check


					Slogan Sanseito Bikin Warga Jepang Mulai Kritis terhadap Warga Asing, Kota Oizumi Jadi Sorotan Perbesar

Di berbagai wilayah Jepang, pandangan kritis terhadap warga asing semakin meluas. Dalam pemilihan gubernur Miyagi baru-baru ini, kandidat yang didukung partai Sanseito  partai berhaluan “Japanese First”  hampir mengalahkan petahana. Perdana Menteri Sanae Takaichi, yang juga menyerukan peninjauan kebijakan terhadap orang asing, turut mendapat dukungan besar.

Dalam suasana politik seperti ini, Kota Oizumi di Prefektur Gunma, yang penduduk asingnya mencapai 20%, mulai menghadapi tekanan sosial. Dalam pemilu Juli lalu, Sanseito meraih 15,6% suara proporsional di Oizumi, lebih tinggi dari rata-rata nasional 12,6%. Bahkan di daerah pemilihan tunggal, kandidat Sanseito menang di kota tersebut  sebuah sinyal perubahan sikap masyarakat.

Wali Kota Toshiaki Murayama, yang sejak 2013 mengusung konsep “hidup berdampingan” dengan warga asing, mengaku terkejut. Ia menilai hasil pemilu dipengaruhi oleh informasi menyesatkan di media sosial yang menuding warga asing mendapat perlakuan khusus. “Itu membuat sebagian warga menjadi resah,” katanya.

Padahal, menurut Murayama, angka kejahatan di Oizumi menurun 38% sejak ia menjabat. Masalah seperti sampah dan kebisingan pun berkurang. Di sisi lain, pendapatan pajak meningkat berkat bisnis yang mempekerjakan banyak tenaga kerja asing, menjadikan Oizumi tidak lagi bergantung pada dana bantuan pemerintah pusat — status langka di Jepang.

Namun, resistensi tetap ada. Saat pemerintah kota menghapus syarat kewarganegaraan dalam seleksi pegawai tahun fiskal 2025, 174 dari 183 tanggapan warga menolak keputusan itu. Dalam pemilu wali kota April lalu, seorang kandidat menuduh bahwa warga asing memperburuk keamanan publik, meski Murayama tetap menang telak.

Murayama menegaskan, “Tanpa warga asing, banyak perusahaan tidak akan bisa berjalan. Kalau mereka maju, pajak mengalir, dan kota ikut sejahtera.” Tahun 2024, hampir 29% bayi yang lahir di Oizumi adalah warga negara asing, sementara warga Jepang di kota itu didominasi kelompok usia 50-an tahun.

Menurut Murayama, Oizumi adalah cerminan masa depan Jepang  sebuah negara yang harus belajar hidup berdampingan di tengah realitas populasi menua dan kebutuhan tenaga kerja asing yang kian mendesak.

Sc : mainichi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Polisi Kyoto Tangkap Warga Indonesia karena Menampung 7 Overstay

15 November 2025 - 13:30 WIB

Jepang dan Indonesia Gelar Pertemuan untuk Bahas Pertahanan di Tokyo Bahas Kerja Sama Maritim

15 November 2025 - 12:10 WIB

Ibu Pelaku Penembakan Shinzo Abe Minta Maaf, Akui Donasi Besar ke Gereja Unification Demi “Keluarga”

14 November 2025 - 19:49 WIB

Tim Samurai Blue Taklukan Ghana dengan Skor 2-0 dalam Laga Persahabatan

14 November 2025 - 19:33 WIB

Separuh Siswa SMA di Oita Mengaku “Kecanduan Internet”, Waktu Online Meningkat

14 November 2025 - 16:30 WIB

Trending on News