Menu

Dark Mode
Azuki Resmi Ganti Nama Menjadi “Omoi” untuk Mulai Babak Baru dalam Dunia Manga Digital Ibu di Jepang Dituduh Bunuh Putrinya dan Simpan Jasad dalam Freezer A-chan Perfume Umumkan Pernikahan dengan Pria Non-Seleb Kesalahan Umum Orang Indonesia Saat Pertama Kali ke Jepang Higan: Tradisi Ziarah ke Makam Saat Perubahan Musim di Jepang Putri Aiko Lakukan Kunjungan Resmi Pertama ke Laos, Rayakan 70 Tahun Hubungan Diplomatik Jepang-Laos

News

Pendidikan Seks Sejak Dini di Jepang: Buku Animasi dan Workshop Ajarkan Anak Mengenal Tubuh dan Melindungi Diri

badge-check


					Image: Kyodo Perbesar

Image: Kyodo

Upaya untuk mengenalkan pendidikan seksual kepada anak-anak semakin marak di Jepang, dengan para pendidik dan pemerintah daerah menggunakan buku animasi dan workshop sebagai sarana agar anak-anak memahami tubuh mereka serta belajar melindungi diri sejak dini.

Langkah ini muncul karena kekhawatiran meningkat terkait konten seksual yang mudah diakses anak-anak secara online, serta bertambahnya laporan kasus kekerasan seksual. Para pejabat dan pendidik menekankan bahwa pendidikan dini mengenai tubuh dapat membantu anak-anak untuk berbicara ketika merasa ada yang tidak benar.

Pada bulan Mei lalu, di Musashi Kodomoen, sebuah tempat penitipan anak sekaligus taman kanak-kanak di Kunisaki, Prefektur Oita, bidan Yasuko Fujisada memimpin workshop bagi sekitar 40 anak berusia 4 hingga 6 tahun. Tema hari itu adalah “bagian pribadi”. Pejabat kota menjelaskan kepada orang tua: “Belajar tentang seks itu tidak kotor. Ketika diajarkan oleh orang dewasa secara positif, ini menciptakan lingkungan aman di mana anak-anak merasa bisa bertanya apa saja.”

Kunisaki mendorong pendidikan seks yang komprehensif, termasuk pemahaman tentang hak asasi manusia dan kesetaraan gender. Awalnya program ini ditujukan untuk siswa SMP dan SMA, namun laporan dari taman kanak-kanak lokal — seperti beberapa anak yang mengintip ke toilet — mendorong pejabat memperkenalkan pelajaran sejak usia lebih dini.

“Cara kita belajar berinteraksi dengan orang lain dibangun dari fondasi yang diletakkan di masa kecil,” kata Fujisada. Tujuannya adalah membantu anak-anak menghargai tubuh mereka sendiri dan orang lain, sekaligus mencegah mereka menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual di masa depan.

Dalam sesi tersebut, Fujisada menggunakan buku bergambar berjudul Daiji Daiji Do-koda? (Di Mana Bagian Pentingmu?) karya Sakiko Enmi dan ilustrasi Mizumaru Kawahara. Buku ini menjelaskan konsep bagian pribadi dengan jelas. Salah satu halamannya menampilkan gambar kamera dan ponsel dengan pesan: “Bagian penting tubuhmu… jangan difoto atau direkam.”

Sejak diterbitkan pada 2021, buku ini cepat populer melalui rekomendasi dari orang tua. Hingga September tahun ini, lebih dari 460.000 eksemplar telah terjual. Seorang pejabat dari penerbit Oizumi Shoten mengatakan buku ini berhasil karena selaras dengan keinginan orang tua untuk membantu anak “menghargai tubuh mereka sendiri.”

Di Prefektur Saitama, bidan Yuko Sakurai memberikan lebih dari 150 kuliah pendidikan seks setiap tahun, baik di dalam maupun di luar prefektur. Sakurai mengajarkan pendidikan seksual mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, termasuk kepada orang tua. Ia mengatakan permintaan dari penitipan anak dan taman kanak-kanak meningkat akhir-akhir ini, sebagian karena mudahnya akses anak-anak terhadap konten seksual online.

Sementara itu, kekerasan seksual terhadap anak usia pra-sekolah masih menjadi perhatian serius. Menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang, laporan kasus pemerkosaan terhadap anak prasekolah mencapai 33 kasus tahun lalu, tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

“Anak-anak yang tidak memiliki pengetahuan lebih mudah menjadi sasaran,” tegas Sakurai. Ia menambahkan, pendidikan sejak dini membuat topik seksual tidak lagi tabu dan mendorong anak-anak untuk bertanya dan berbagi kekhawatiran secara terbuka. “Semakin dini mereka belajar, semakin baik,” katanya.

Dengan meningkatnya kesadaran akan risiko ini, pihak berwenang berharap pendidikan seksual sejak dini dapat membantu anak memahami batasan, mengenali perilaku yang tidak pantas, dan mengembangkan rasa percaya diri yang sehat.

Sc : JT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Ibu di Jepang Dituduh Bunuh Putrinya dan Simpan Jasad dalam Freezer

19 November 2025 - 06:17 WIB

Putri Aiko Lakukan Kunjungan Resmi Pertama ke Laos, Rayakan 70 Tahun Hubungan Diplomatik Jepang-Laos

18 November 2025 - 16:10 WIB

Warga China Dilarang ke Jepang, Industri Pariwisata Jepang Mulai Merasakan Dampaknya

18 November 2025 - 11:30 WIB

Hampir Separuh Pekerja Muda Jepang Lakukan “Oshi-katsu”, Bantu Tingkatkan Motivasi Kerja

17 November 2025 - 16:10 WIB

Beruang Masuk Mal Aeon di Akita, Pengunjung Dievakuasi dan Hewan Dilumpuhkan

17 November 2025 - 16:10 WIB

Trending on News