Toko serba ada di Jepang akan segera berubah menjadi gerai futuristik, dilengkapi dengan robot yang tidak hanya mengisi rak, tetapi juga mengantarkan produk langsung ke pelanggan di gedung perkantoran. Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif Lawson Inc., salah satu rantai toko serba ada terbesar di Jepang, dengan rencana meluncurkan gerai canggih ini di Tokyo pada musim semi mendatang. Pembayaran pun akan dilakukan melalui smartphone, menghilangkan kebutuhan akan kasir tradisional.
Lawson bekerja sama dengan perusahaan induknya, Mitsubishi Corp., dan operator seluler KDDI Corp. untuk menciptakan toko serba ada yang sepenuhnya otomatis. Namun, hingga saat ini belum jelas sinergi spesifik apa yang akan terbentuk dari kemitraan ini.
Salah satu tantangan utama yang dapat diatasi oleh teknologi ini adalah kekurangan tenaga kerja yang kronis, yang telah memengaruhi banyak sektor industri di Jepang, terutama toko serba ada yang beroperasi 24 jam sehari. Pergeseran malam hari sangat sulit untuk diisi oleh pekerja. Toko baru ini akan mengadopsi kecerdasan buatan (AI), yang mengurangi keterlibatan manusia. Kamera AI akan menampilkan rekomendasi produk yang dipersonalisasi berdasarkan data pelanggan, sehingga meningkatkan pengalaman berbelanja.
Dua toko “futuristik” awal akan dibuka secara uji coba di distrik Takanawa, Tokyo, tempat KDDI akan memindahkan kantor pusatnya. Gerai ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja hingga 30% dan meningkatkan pendapatan setidaknya 10% pada tahun fiskal 2030.
KDDI, yang selama ini fokus pada bisnis komunikasi, sedang mencari peluang pertumbuhan baru di tengah penurunan populasi Jepang. Dengan mengintegrasikan layanan mereka dengan jaringan Lawson yang luas, yang memiliki 14.600 gerai, KDDI bertujuan untuk mempromosikan layanan berlangganan mereka serta memperluas sistem cashback Ponta, yang sudah bermitra dengan Lawson. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan dan menciptakan nilai tambah dari penggabungan toko serba ada dengan teknologi komunikasi digital.
Pada bulan Agustus, KDDI mengambil langkah berani dengan mengakuisisi 50% saham Lawson senilai sekitar 500 miliar yen (sekitar Rp 53 triliun), menjadikannya akuisisi terbesar dalam sejarah KDDI. Dengan kesepakatan ini, KDDI menjadi satu-satunya operator seluler yang memiliki bagian dalam rantai toko serba ada. Mitsubishi dan KDDI kini masing-masing memegang 50% saham Lawson dalam struktur manajemen baru. Namun, masih ada pertanyaan tentang bagaimana kepemimpinan antara kedua perusahaan ini akan dikelola.
Kemitraan ini muncul dari pembicaraan antara Mitsubishi dan KDDI, tetapi salah satu calon mitra potensial lainnya, Eneos Holdings Inc., yang merupakan distributor minyak terkemuka, menarik diri dari kesepakatan tersebut, meninggalkan KDDI untuk mengambil peran yang lebih besar. Para analis mengungkapkan kekhawatiran tentang seberapa efektif KDDI, yang memiliki pengalaman terbatas dalam bisnis ritel, dalam mengelola bisnis Lawson dan menciptakan sinergi di sektor ritel. Meskipun ada ketidakpastian ini, KDDI berada di bawah tekanan untuk memberikan hasil mengingat besarnya investasi yang telah dilakukan.
Sc : asahi