Diplomat top China, Wang Yi, pada Selasa mendesak Jepang untuk “secara sungguh-sungguh memenuhi kewajiban dan tanggung jawab internasionalnya” terkait pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke laut.
Dalam simposium yang merangkum hubungan luar negeri China tahun 2024, Wang menegaskan bahwa China dan Jepang telah sepakat untuk mempromosikan hubungan “strategis dan saling menguntungkan” yang “konstruktif dan stabil.” Ia juga menyebutkan bahwa Beijing telah mulai melakukan pengambilan sampel dan pemantauan air secara independen sesuai kesepakatan bilateral.
China menyatakan bahwa setelah memastikan keamanan air melalui uji sampel, negara tersebut akan secara bertahap melonggarkan larangan impor makanan laut dari Jepang yang diberlakukan sejak Agustus 2023. Larangan tersebut diperkenalkan segera setelah pelepasan air dimulai, dengan China menyebut air tersebut sebagai “terkontaminasi nuklir.”
Wang juga menyoroti bahwa tahun 2025 akan menjadi peringatan 80 tahun “kemenangan perang rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang dan perang dunia melawan fasisme.” Ia menekankan Beijing akan mempromosikan “perspektif sejarah yang benar,” sebuah peringatan tersirat terhadap Jepang untuk tetap menghormati sejarah.
Mengenai hubungan China-AS, Wang menyatakan bahwa Beijing siap “menjaga dialog” dengan Washington, mengelola perbedaan, memperluas kerja sama, dan “bersama-sama mencari cara yang tepat bagi dua negara besar ini untuk saling berhubungan,” demi manfaat kedua negara dan dunia.
Dengan ketegangan yang diperkirakan meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia, terutama setelah janji Presiden AS terpilih Donald Trump untuk meningkatkan tarif impor pada semua barang China, Wang juga menegaskan niat China untuk mempererat hubungan dengan Eropa serta negara-negara berkembang dan baru muncul dari “Global South.”
China menekankan pentingnya tanggung jawab Jepang terhadap lingkungan sambil memperkuat posisinya dalam hubungan internasional.
Sc : JT