Sebuah hotel kapsul di Tokyo sedang mengumpulkan dan menganalisis data detak jantung, frekuensi pernapasan, dan data lain dari para tamu untuk meningkatkan kualitas tidur.
Perusahaan teknologi informasi NTT Data Japan Corp. membuka hotel Sleep Lab pada 9 Agustus di depan Stasiun Shinagawa, Tokyo. Data yang dikumpulkan juga akan digunakan untuk membantu produsen makanan, minuman, dan perlengkapan tidur dalam mengembangkan produk yang lebih baik terkait tidur.
NTT Data bekerja sama dengan Nine Hours Inc., penyedia layanan analisis tidur, untuk proyek ini. Hotel ini memiliki 70 kamar khusus untuk pria, dengan tarif per malam rata-rata antara 8.000 yen (sekitar 54 dolar AS) hingga 9.000 yen, tergantung musim dan hari.
Proyek ini menargetkan berbagai jenis tamu, seperti pekerja, wisatawan, dan konsumen biasa. Setiap unit kapsul berukuran 1,2 meter x 1,2 meter dan memiliki kedalaman sekitar 2,1 meter.
Kamera inframerah dan mikrofon terarah dipasang di atas kepala tamu yang sedang berbaring. Sensor di bawah seprai mendeteksi gerakan tubuh. Perangkat ini dirancang untuk mencatat durasi tidur, jumlah gerakan, apnea (henti napas), volume mendengkur, dan detail lainnya. Para tamu dapat menerima laporan tentang tidur mereka setelahnya, dan data anonim akan dijual kepada perusahaan dengan persetujuan tamu.
Hotel ini juga menjual produk terkait tidur seperti perlengkapan tidur dan makanan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas tidur. Tamu dapat mencoba produk-produk ini dan memberikan umpan balik kepada produsen.
“Kami berharap hasil analisis dapat digunakan untuk memverifikasi efektivitas produk dan mengembangkan barang baru,” ujar perwakilan proyek.
Hotel yang dioperasikan oleh Nine Hours ini terletak di kompleks komersial milik NTT Data. Dengan memanfaatkan keahlian bisnis NTT Data, Nine Hours berencana menggunakan data tidur ini dengan lebih efektif. Rencana ke depan termasuk penggunaan sensor suhu tubuh dalam yang sedang dikembangkan oleh NTT dan perluasan program ini untuk melibatkan tamu wanita.
Sc : asahi