Kalau kamu mencari hidangan tradisional Jepang yang mengenyangkan dan cocok disantap saat cuaca dingin, Hōtō adalah jawabannya. Makanan khas Prefektur Yamanashi ini berupa mi lebar yang direbus langsung dalam kuah miso bersama aneka sayuran. Rasanya gurih, teksturnya lembut, dan aromanya menenangkan.
Apa Itu Hōtō?
Hōtō (ほうとう) adalah jenis mi pipih yang dibuat dari adonan tepung gandum tanpa telur. Bentuknya mirip dengan udon tapi lebih lebar dan tebal. Berbeda dengan udon yang biasanya direbus dulu baru dimasukkan ke dalam kuah, hōtō langsung dimasak bersama kuahnya — teknik ini membuat kuah menjadi lebih kental dan kaya rasa.
Asal Usul dari Yamanashi
Hōtō sudah lama menjadi makanan rumahan di Prefektur Yamanashi, daerah yang dikelilingi pegunungan dan dikenal dengan alamnya yang indah. Karena iklimnya dingin, penduduk setempat mengembangkan hidangan ini sebagai penghangat tubuh dan sumber energi. Menurut cerita rakyat, bahkan Takeda Shingen, panglima perang terkenal dari Yamanashi, disebut-sebut mengonsumsi hōtō sebagai makanan pokok pasukan.
Isiannya Beragam
Salah satu keunikan hōtō adalah isian sayurnya yang melimpah. Biasanya terdiri dari:
- Labu kabocha
- Daikon (lobak putih)
- Wortel
- Jamur shiitake
- Kubis
- Taro atau kentang
Semua bahan dimasak bersama kuah miso yang gurih dan sedikit manis. Tidak ada daging dalam versi tradisionalnya, namun kini beberapa restoran juga menambahkan ayam atau babi.
Hōtō vs Udon
Meskipun sekilas terlihat seperti udon, perbedaan paling mencolok terletak pada:
- Mi hōtō lebih lebar dan tidak elastis seperti udon
- Kuahnya lebih kental, karena mi dimasak langsung bersama bahan lain
- Hōtō dianggap sebagai stew, bukan mi biasa
Pengalaman Kuliner Lokal
Kalau kamu berkunjung ke area sekitar Gunung Fuji, banyak restoran lokal menyajikan hōtō dengan panci tanah liat panas yang langsung disajikan di atas meja. Aroma kuah miso yang mengepul dan potongan labu yang manis membuat hidangan ini terasa istimewa.
Hōtō bukan hanya makanan, tapi bagian dari budaya kuliner Yamanashi yang kaya tradisi. Hidangan ini menunjukkan bagaimana orang Jepang mengolah bahan lokal menjadi makanan hangat, sehat, dan memuaskan. Jadi, kalau ingin mencoba rasa Jepang yang berbeda dari sushi atau ramen, hōtō patut masuk daftar.