Sebuah jalur air yang menghubungkan Kyoto dan Teluk Osaka, yang telah lama ditutup demi pengendalian banjir, resmi dibuka kembali pada Minggu (17 Maret) setelah otoritas transportasi Jepang mulai mengoperasikan sistem pintu air di Sungai Yodo.
Rute air ini diharapkan dapat mendukung transportasi logistik dan puing-puing saat bencana, terutama ketika akses darat terputus. Selain itu, jalur ini juga diharapkan mendorong revitalisasi pariwisata di sepanjang sungai utama di Prefektur Osaka.
Menurut biro setempat dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, fasilitas yang dibangun ini berlokasi sekitar 10 km dari muara sungai dan menjadi salah satu yang terbesar di Jepang. Fasilitas ini dijuluki “Gerbang Yodogawa”.
Gubernur Osaka, Hirofumi Yoshimura, dan Gubernur Kyoto, Takatoshi Nishiwaki, turut menghadiri upacara pembukaan. Pintu air ini mampu menampung empat kapal wisata besar, masing-masing berkapasitas sekitar 100 penumpang.
Dengan lebar 20 meter dan panjang 70 meter, pintu air ini dapat menaikkan dan menurunkan kapal hingga 2 meter untuk menyesuaikan perbedaan ketinggian air.
Pada era Edo (1603-1868), transportasi melalui perahu di Sungai Yodo adalah sarana utama perjalanan antara Kyoto dan Teluk Osaka. Namun, sejak 1983, pelayaran di jalur ini dibatasi. Desakan untuk membangun sistem pintu air meningkat sebagai bagian dari strategi penanggulangan bencana.
Sebagai bagian dari pembukaan kembali jalur air ini, sebuah dermaga baru juga mulai beroperasi di hilir sungai pada hari yang sama. Dermaga ini akan melayani ferry untuk World Expo 2025 di Osaka, yang berlangsung selama enam bulan mulai 13 April.
Sc : kyodo