Menu

Dark Mode
Bahasa Jepang Saat Memesan Makanan Delivery: Dari Telepon sampai Aplikasi Kadomatsu: Hiasan Bambu Tahun Baru untuk Menyambut Dewa Keberuntungan Novel Kyōkai no Melody Karya Toshiya Miyata Diadaptasi Menjadi Anime TV Polisi Kyoto Tangkap Warga Indonesia karena Menampung 7 Overstay Jepang dan Indonesia Gelar Pertemuan untuk Bahas Pertahanan di Tokyo Bahas Kerja Sama Maritim Nintendo Buka Toko Pertama di Fukuoka Jepang, Terbesar dari Semua Lokasi Resmi

News

Pedagang Ramal Harga Beras di Jepang Akan Turun, Tapi Cuaca Panas Ekstrem Jadi Ancaman Panen

badge-check


					Pedagang Ramal Harga Beras di Jepang Akan Turun, Tapi Cuaca Panas Ekstrem Jadi Ancaman Panen Perbesar

Banyak pedagang beras di Jepang memperkirakan harga beras akan turun dalam tiga bulan ke depan, menurut data dari asosiasi publik yang dirilis pada Jumat (5/7), setelah pemerintah mulai melepas cadangan beras dalam jumlah besar ke pasar.

Indeks ekspektasi harga yang diterbitkan oleh Rice Stable Supply Support Organization mencatat penurunan tajam sebesar 24 poin pada bulan Juni, turun ke bawah angka 50 untuk pertama kalinya sejak April 2022. Angka di bawah 50 menunjukkan bahwa lebih banyak responden memperkirakan harga akan turun dibandingkan yang memperkirakan kenaikan. Indeks ini kini berada di level 35 — terendah sejak September 2021 saat pandemi COVID-19.

Indeks tersebut diterbitkan pertama kali sejak pemerintah memutuskan pada akhir Mei untuk menyalurkan beras cadangan langsung ke pengecer. Kebijakan ini diprakarsai oleh Shinjiro Koizumi yang menjabat sebagai Menteri Pertanian sejak bulan Mei lalu.

Meskipun hasil survei ini meningkatkan harapan akan turunnya harga beras di toko-toko, para analis memperingatkan bahwa cuaca panas ekstrem di Jepang berpotensi mengganggu hasil panen tahun ini, yang bisa membuat harga kembali naik.

Faktor paling dominan yang mempengaruhi ekspektasi penurunan harga adalah “kebijakan nasional,” yang disebut oleh 49 persen responden. Faktor lainnya termasuk “situasi pengadaan beras” (26 persen), “tingkat persediaan dalam negeri” (18 persen), dan “tren konsumen” (5 persen), menurut survei yang melibatkan 139 vendor dan kelompok usaha, dilakukan selama sekitar satu minggu sejak 19 Juni.

Harga rata-rata beras 5 kilogram tercatat sebesar 3.920 yen (sekitar Rp410.000) pada pertengahan Juni — kembali ke kisaran 3.000 yen untuk pertama kalinya dalam tiga setengah bulan. Sebagai perbandingan, harga beras dari cadangan pemerintah berkisar di angka 2.000 yen (sekitar Rp210.000) untuk jumlah yang sama.

Kenaikan harga beras yang dimulai tahun lalu telah menambah beban rumah tangga Jepang, yang sebelumnya sudah terpukul oleh inflasi yang melampaui pertumbuhan upah. Data resmi mencatat, pada Mei lalu, harga beras naik 101,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menandai rekor baru selama delapan bulan berturut-turut.

Sc : KN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Polisi Kyoto Tangkap Warga Indonesia karena Menampung 7 Overstay

15 November 2025 - 13:30 WIB

Jepang dan Indonesia Gelar Pertemuan untuk Bahas Pertahanan di Tokyo Bahas Kerja Sama Maritim

15 November 2025 - 12:10 WIB

Ibu Pelaku Penembakan Shinzo Abe Minta Maaf, Akui Donasi Besar ke Gereja Unification Demi “Keluarga”

14 November 2025 - 19:49 WIB

Tim Samurai Blue Taklukan Ghana dengan Skor 2-0 dalam Laga Persahabatan

14 November 2025 - 19:33 WIB

Separuh Siswa SMA di Oita Mengaku “Kecanduan Internet”, Waktu Online Meningkat

14 November 2025 - 16:30 WIB

Trending on News