Menu

Dark Mode
Fujii Kaze Umumkan Tur Eropa 2025, Konser Digelar di Berlin, London, Paris, dan Kota Lainnya Mitos vs Fakta: Benarkah Jepang Tidak Ramah untuk Turis yang Tidak Bisa Bahasa Jepang? ‘Oishii’, ‘Umai’, dan ‘Bimi’: 3 Cara Memuji Makanan dalam Bahasa Jepang Omedetou! Youtuber Yuka Furukawa Umumkan Pernikahan dan Kehamilan Mariko Goto dan Go Yoshida Umumkan Perceraian Jepang Hampir Tak Punya Tempat Sampah di Jalan, Kok Bisa Tetap Bersih?

News

Jepang dan Inggris Sepakat Perkuat Perdagangan Bebas di Tengah Ancaman Tarif AS

badge-check


					Jepang dan Inggris Sepakat Perkuat Perdagangan Bebas di Tengah Ancaman Tarif AS Perbesar

Menteri luar negeri dan ekonomi Jepang serta Inggris pada hari Jumat sepakat untuk mempromosikan perdagangan internasional yang bebas dan terbuka, di tengah kekhawatiran atas dampak ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagang utama.

Dalam dialog ekonomi “dua-plus-dua” pertama antara kedua negara yang diadakan di Tokyo, para menteri menegaskan komitmen mereka untuk bekerja sama menghadapi tantangan energi dan keamanan, menurut Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya dalam konferensi pers.

Iwaya dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Yoji Muto bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dan Menteri Bisnis dan Perdagangan Inggris Jonathan Reynolds.

“Sebagai negara yang berbagi nilai-nilai fundamental, Jepang dan Inggris akan terus bekerja sama untuk mempertahankan serta memperkuat tatanan ekonomi global yang bebas, adil, dan berbasis aturan,” ujar Iwaya. Sementara itu, Lammy menekankan bahwa kepentingan bersama kedua negara terletak pada sistem internasional yang stabil.

Muto menambahkan bahwa keempat menteri menegaskan pentingnya mengatasi masalah “kelebihan produksi dan pemaksaan ekonomi” dengan memperkuat rantai pasokan bahan-bahan penting, yang tampaknya mengacu pada kekhawatiran atas produksi baja dan kendaraan listrik China.

Para menteri juga sepakat untuk memperdalam kolaborasi dalam mereformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) serta mendukung transisi energi bersih di negara-negara berkembang.

Inggris menjadi negara kedua setelah AS yang memiliki kerangka kerja dialog ekonomi dua-plus-dua dengan Jepang. Bagi Inggris, Jepang adalah mitra pertama dalam format pembicaraan semacam ini.

Pertemuan ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan akibat kebijakan tarif Trump. Pemerintah AS telah memberlakukan tarif 25 persen pada berbagai barang dari Kanada dan Meksiko serta menggandakan tarif tambahan pada impor China menjadi 20 persen pada hari Selasa.

Langkah ini mendorong ancaman pembalasan dari ketiga negara tersebut, meskipun Trump menyatakan pada hari Kamis bahwa ia akan menunda kenaikan tarif impor dari Kanada dan Meksiko hingga 2 April, yang tercakup dalam perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara.

“Kita harus melawan fragmentasi perdagangan yang semakin merugikan ekonomi global dan mempertahankan perdagangan internasional yang adil serta berbasis aturan,” kata Reynolds. Meski demikian, tidak ada menteri yang secara langsung menyebut kebijakan Trump dalam konferensi pers.

Jepang dan Inggris, yang masing-masing merupakan ekonomi terbesar keempat dan keenam di dunia, telah meningkatkan kerja sama ekonomi mereka, terutama sejak Inggris keluar dari Uni Eropa pada 2020.

Pada Desember lalu, Inggris resmi menjadi anggota ke-12 dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), yang juga diikuti Jepang. Perjanjian perdagangan bebas ini mulai berlaku pada 2018 setelah AS mundur pada 2017 selama masa jabatan pertama Trump.

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer sepakat untuk memulai dialog ekonomi baru ini ketika mereka bertemu pada November lalu di sela-sela KTT G20 di Brasil.

Sebelumnya pada hari yang sama, Iwaya dan Lammy mengadakan pertemuan terpisah, di mana mereka sepakat untuk terus bertukar pandangan guna mencapai “perdamaian yang adil dan langgeng di Ukraina,” yang masih berjuang melawan invasi berkepanjangan Rusia, menurut pernyataan Menteri Luar Negeri Jepang.

Sc : mainichi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Layanan Shinkansen di Jepang Kembali Normal Setelah Insiden Kereta Terlepas

17 March 2025 - 11:10 WIB

Jumlah Pengunjung Museum Perdamaian Hiroshima Capai 80 Juta Orang

17 March 2025 - 10:10 WIB

Osaka Expo 2025 Hadapi Tantangan Menjelang Pembukaan

15 March 2025 - 15:10 WIB

Upah Pekerja Paruh Waktu di Jepang Naik Rekor 6,53% di Tengah Tren Kenaikan Gaji

15 March 2025 - 12:10 WIB

Jumlah Warga Asing yang Tinggal di Jepang Mencapai Rekor Baru 3,7 Juta, China Paling Banyak

15 March 2025 - 10:10 WIB

Trending on News