Militer Malaysia telah menerima sejumlah drone pengintai dari Jepang sebagai bagian dari bantuan keamanan, dengan tujuan memperkuat pengawasan perbatasan maritim negara Asia Tenggara tersebut. Hal ini diumumkan oleh pejabat dari kedua negara pada Senin.
Di bawah kerangka kerja Official Security Assistance yang diluncurkan Jepang pada 2023 untuk menyediakan peralatan pertahanan bagi negara-negara sahabat, beberapa dari 14 drone buatan Jepang yang akan diberikan kepada Malaysia sudah tiba di negara itu. Militer Malaysia berencana mengerahkan drone tersebut di wilayah yang menghadap ke Laut Cina Selatan.
Malaysia, yang menjadi salah satu dari empat negara pertama penerima bantuan dalam kerangka ini, terletak di antara Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Sama seperti Vietnam dan Filipina, Malaysia juga memiliki sengketa wilayah dengan Cina terkait klaim teritorial di Laut Cina Selatan, di mana Beijing sering melakukan tindakan agresif.
Duta Besar Jepang untuk Malaysia, Noriyuki Shikata, mengatakan dalam upacara di Kementerian Pertahanan Malaysia bahwa sangat penting bagi Jepang untuk mendorong “lingkungan internasional yang damai, stabil, dan dapat diprediksi berdasarkan aturan hukum, melalui langkah-langkah seperti memperkuat kemampuan keamanan dan daya tangkal negara-negara sahabat.”
Menteri Pertahanan Malaysia, Khaled Nordin, menyatakan bahwa Malaysia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya menghadapi “tantangan” di Laut Cina Selatan. Ia menambahkan, “Dengan peningkatan kemampuan, kawasan ini akan tetap damai dan aman, serta mampu menghadapi tantangan tersebut.”
Paket bantuan senilai 400 juta yen (sekitar 2,7 juta dolar AS) ini juga mencakup beberapa kapal penyelamat. Kesepakatan ini dicapai pada Desember 2023 oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Fumio Kishida, bersama Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, saat kunjungannya ke Tokyo.
Sc : KN