Jumlah kasus bunuh diri anak-anak di Jepang pada 2024 direvisi naik sebanyak dua kasus dalam data yang dirilis pada Jumat (29 Maret), dengan total 529 korban di kalangan siswa sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas. Angka ini bertambah 16 kasus dibandingkan dengan 2023.
Kasus bunuh diri di kalangan anak-anak terus meningkat sejak pandemi COVID-19 merebak di Jepang pada 2020. Saat itu, jumlah kasus melonjak 100 kasus lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 499 kasus. Sejak 2022, angka ini terus melebihi 500 kasus setiap tahun.
Rincian Berdasarkan Jenjang Sekolah dan Jenis Kelamin
-
Siswa SMA: 351 kasus (termasuk dua kasus tambahan dalam revisi data).
-
Siswa SMP: 163 kasus.
-
Siswa SD: 15 kasus.
Dari segi jenis kelamin, jumlah bunuh diri di kalangan perempuan meningkat:
-
Perempuan: 290 kasus, naik 36 kasus dari tahun sebelumnya.
-
Laki-laki: 239 kasus, turun 20 kasus dibandingkan tahun sebelumnya.
Data ini diperoleh dari Kementerian Kesehatan Jepang berdasarkan statistik Badan Kepolisian Nasional Jepang.
Faktor Penyebab Bunuh Diri
Dari total 272 kasus yang terkait dengan masalah sekolah, penyebab utama meliputi:
-
65 kasus karena tekanan akademik.
-
60 kasus akibat konflik dengan teman sekolah selain kasus perundungan.
Jumlah Bunuh Diri di Jepang Secara Keseluruhan
Sepanjang 2024, total 20.320 orang di Jepang mengakhiri hidupnya, turun 1.517 kasus dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Laki-laki: 13.801 kasus.
-
Perempuan: 6.519 kasus.
Tren Mengkhawatirkan di Kalangan Anak Muda
Lonjakan kasus bunuh diri di kalangan siswa sekolah menyoroti tantangan kesehatan mental yang semakin serius di Jepang, terutama sejak pandemi. Pemerintah dan masyarakat diharapkan mengambil langkah lebih efektif untuk menangani tekanan akademik, pergaulan di sekolah, dan faktor psikososial lainnya yang memengaruhi kesejahteraan anak-anak dan remaja.
Sc : KN