Lebih dari 30% warga asing di Prefektur Saitama tidak mengetahui ke mana harus mengungsi saat terjadi bencana, demikian hasil survei pemerintah daerah setempat.
Survei daring yang dilakukan antara Oktober hingga Desember 2024 ini juga mengungkap bahwa 1 dari 4 warga asing tidak tahu langkah apa yang harus diambil dalam situasi bencana. Dengan meningkatnya jumlah penduduk asing dan keragaman kewarganegaraan mereka di Saitama, kebutuhan akan dukungan bahasa dan informasi multibahasa pun semakin mendesak, agar mereka tidak menjadi kelompok rentan saat terjadi bencana.
Survei ini melibatkan 424 responden, termasuk mahasiswa, karyawan perusahaan, dan peserta magang teknis dari 43 negara dan wilayah, seperti Tiongkok, Vietnam, Filipina, dan Brasil. Responden terbanyak berusia 20-an tahun (46%), disusul usia 30-an (25%).
Hasil survei menunjukkan:
-
26% responden tidak tahu apa yang harus dilakukan saat bencana.
-
32% tidak tahu lokasi pusat evakuasi.
-
30% khawatir tidak memahami bahasa Jepang, terutama terkait perintah evakuasi.
-
42% mengaku khawatir tidak mendapatkan informasi dengan cepat.
-
16% cemas tidak bisa memahami instruksi di tempat penampungan.
Mayoritas responden (65%) mengakses informasi bencana melalui internet, namun 55% tidak tahu bahwa pemerintah daerah juga menyediakan informasi kebencanaan di situs resminya dan kanal lainnya.
Pemerintah Prefektur Saitama sendiri memiliki portal khusus kebencanaan, yang menampilkan informasi terkini seperti peringatan dan imbauan dalam bahasa Jepang. Situs ini sebenarnya bisa dibaca dalam berbagai bahasa melalui fitur terjemahan otomatis di browser. Seorang perwakilan pemerintah menyatakan, “Kami akan menyampaikan kepada warga asing bahwa situs ini bisa dibaca dalam bahasa ibu mereka.”
Selain itu, pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran 26 juta yen (sekitar Rp2,8 miliar) untuk memperbarui akun Line resminya, agar dapat mengirimkan informasi bencana dalam 15 bahasa berbeda, menggantikan sistem saat ini yang hanya tersedia dalam bahasa Jepang. Layanan multibahasa ini direncanakan mulai berjalan pada paruh kedua tahun fiskal 2025.
Per Desember 2024, tercatat ada 262.382 warga negara asing di Saitama, naik 13.055 orang dibandingkan Juni tahun yang sama, dan mencakup 3,5% dari total populasi prefektur. Mayoritas berasal dari Tiongkok, disusul Vietnam dan Filipina. Kebutuhan akan dukungan multibahasa dalam situasi darurat semakin menjadi perhatian sejak Gempa Besar Hanshin 1995, di mana banyak warga asing kesulitan mendapatkan informasi dan bantuan memadai.
Sc : mainichi