Jumlah pekerja asing di Jepang dengan visa “Specified Skilled Worker” (SSW) meningkat pesat sejak visa ini diperkenalkan lima tahun lalu untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja.
Berbeda dengan program pelatihan magang teknis, visa ini memberikan kondisi kerja yang lebih fleksibel, baik bagi pekerja maupun perusahaan. Contohnya, pemegang visa SSW dapat bekerja lembur lebih lama, termasuk pada shift malam, dan di berbagai industri yang lebih luas dibandingkan dengan program magang teknis.
Keunggulan lain dari visa ini adalah pemegangnya dapat pindah pekerjaan setelah bekerja selama satu hingga dua tahun.
Menurut data Kementerian Kehakiman Jepang, hingga akhir Juni 2023, sebanyak 251.747 orang bekerja di Jepang dengan visa SSW, setara dengan sekitar 60% dari jumlah magang teknis. Angka ini terus meningkat dengan rata-rata 5.000 hingga 6.000 orang setiap bulan sejak Juli.
Pada 6 Desember, sekitar 200 pekerja dan pelajar dari Vietnam, Indonesia, Nepal, dan negara lainnya menghadiri sesi perekrutan di Tokyo untuk pekerjaan yang memerlukan visa SSW. Sekitar sepertiga dari peserta sudah memegang visa ini dan mempertimbangkan untuk berganti pekerjaan. Sementara itu, sepertiga lainnya adalah magang teknis yang ingin meningkatkan status visa mereka.
Sebanyak 23 perusahaan, termasuk restoran dan bengkel perbaikan mobil, membuka stan untuk menjawab pertanyaan peserta tentang jumlah jam lembur, fasilitas tempat tinggal, dan biaya hidup.
Seorang magang teknis asal Sri Lanka, berusia 23 tahun, mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan visa SSW dan bekerja di Osaka, tempat suaminya tinggal, setelah program pelatihannya selama tiga tahun di perusahaan produksi makanan selesai tahun depan.
Perwakilan dari perusahaan makanan dan minuman mengakui bahwa pekerja dengan visa SSW memiliki kebebasan untuk pindah pekerjaan, tetapi ini juga menguntungkan perusahaan. “Tidak seperti magang teknis, kami tidak harus menyediakan tempat tinggal karena mereka bisa memilih untuk menyewanya sendiri,” katanya.
Acara perekrutan yang diselenggarakan oleh Badan Layanan Imigrasi di Tokyo, Osaka, dan Nagoya pada 6-7 Desember menarik sekitar 900 pekerja asing tahun ini, empat kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Menurut data Kementerian Tenaga Kerja, sebanyak 2.048.675 pekerja asing tercatat bekerja di Jepang hingga akhir Oktober 2023, meningkat 225.950 dari tahun sebelumnya. Visa SSW menyumbang sebagian besar peningkatan ini.
Pekerja dengan visa ini diterima di 16 industri yang mengalami kekurangan tenaga kerja, seperti perawatan lansia dan produksi makanan dan minuman.
Banyak magang teknis yang tiba di Jepang setelah pemerintah melonggarkan pembatasan masuk terkait pandemi pada musim semi 2022 diperkirakan akan beralih ke visa SSW setelah program pelatihan tiga tahun mereka selesai.
Namun, beberapa aturan masih menjadi kendala bagi pemegang visa SSW yang ingin berganti pekerjaan. Saat ini, mereka yang memutuskan untuk berhenti bekerja atas keinginan sendiri dilarang bekerja selama mencari pekerjaan baru.
Jiho Yoshimizu, direktur organisasi nonprofit Nichietsu Tomoiki Shienkai yang mendukung warga Vietnam di Jepang, mengatakan bahwa beberapa aturan perlu diubah untuk mendukung pekerja asing.
“Diperlukan beberapa bulan untuk menemukan pekerjaan baru. Tidak mungkin meminta mereka untuk hidup tanpa penghasilan selama periode ini. Sesuatu harus dilakukan,” katanya.
Sc : asahi