Menu

Dark Mode
Fujii Kaze Umumkan Tur Eropa 2025, Konser Digelar di Berlin, London, Paris, dan Kota Lainnya Mitos vs Fakta: Benarkah Jepang Tidak Ramah untuk Turis yang Tidak Bisa Bahasa Jepang? ‘Oishii’, ‘Umai’, dan ‘Bimi’: 3 Cara Memuji Makanan dalam Bahasa Jepang Omedetou! Youtuber Yuka Furukawa Umumkan Pernikahan dan Kehamilan Mariko Goto dan Go Yoshida Umumkan Perceraian Jepang Hampir Tak Punya Tempat Sampah di Jalan, Kok Bisa Tetap Bersih?

News

Mimpi Bekerja di Jepang: Mahasiswa Asing Hadapi Tantangan Bahasa dan Sistem Rekrutmen

badge-check


					Mimpi Bekerja di Jepang: Mahasiswa Asing Hadapi Tantangan Bahasa dan Sistem Rekrutmen Perbesar

Sejumlah besar mahasiswa asing di Jepang ingin bekerja di negara tersebut, tetapi mereka menghadapi berbagai hambatan seperti kurangnya dukungan dalam pencarian kerja, sistem rekrutmen yang unik, serta kendala bahasa meskipun sudah fasih berbahasa Jepang.

Setelah mengalami penurunan selama pandemi COVID-19, jumlah mahasiswa asing di Jepang kembali meningkat. Banyak dari mereka yang bercita-cita untuk bekerja di Jepang setelah lulus. Namun, proses pencarian kerja tidak selalu mudah.

Pada 14 Desember 2023, sebuah bursa kerja khusus mahasiswa asing diadakan di Tokyo, menarik 123 peserta dari berbagai negara. Sekitar 70% peserta berasal dari China, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan, sementara sisanya dari negara-negara Asia Tenggara seperti Myanmar dan Indonesia. Sebanyak 11 perusahaan dari berbagai industri, termasuk perdagangan dan manufaktur, ikut serta dalam acara tersebut.

Seorang mahasiswa asal China berusia 24 tahun, yang berbicara dalam bahasa Jepang dengan lancar, menyatakan bahwa penjelasan perusahaan mengenai dukungan bahasa bagi karyawan asing sangat membantu. “Saya jadi lebih jelas membayangkan bagaimana rasanya bekerja di sana, dan kecemasan saya tentang bahasa Jepang pun berkurang.”

Meskipun ada upaya dari beberapa pihak, dukungan untuk mahasiswa asing dalam mencari kerja di Jepang masih terbatas. Vein Global Inc., penyelenggara bursa kerja yang berbasis di Tokyo, telah membantu pencarian kerja mahasiswa asing selama 18 tahun, tetapi jumlah layanan serupa masih sangat sedikit.

Menurut Ai Osawa, presiden perusahaan tersebut, sistem rekrutmen Jepang yang mengharuskan mahasiswa mencari pekerjaan sebelum lulus serta model rekrutmen serentak bagi lulusan baru menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa asing.

Namun, banyak mahasiswa asing justru menganggap sistem ini sebagai keuntungan, karena di banyak negara mereka harus menunggu lowongan tersedia terlebih dahulu. Seorang mahasiswa asal Lituania, 25 tahun, mengatakan, “Di negara saya, hanya bisa melamar jika ada lowongan. Tapi di Jepang, perusahaan merekrut lulusan baru meskipun belum ada posisi yang kosong.”

Bagi mahasiswa dari negara dengan persaingan akademik ketat seperti China dan Korea Selatan, sistem Jepang juga menawarkan peluang lebih luas. “Di China, hanya lulusan universitas bergengsi yang bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar. Dengan latar belakang akademik saya, sulit untuk melamar ke perusahaan besar atau berpenghasilan tinggi,” ujar seorang mahasiswa asal China berusia 25 tahun.

Meski banyak mahasiswa asing ingin bekerja di Jepang, kenyataannya kurang dari setengah dari 54.000 mahasiswa asing yang lulus pada tahun akademik 2021 berhasil mendapatkan pekerjaan di Jepang. Menurut Osawa, banyak mahasiswa akhirnya terpaksa kembali ke negara asal meskipun mereka sebenarnya ingin bekerja di Jepang.

Salah satu kendala utama adalah kurangnya pemahaman mengenai sistem rekrutmen Jepang. Seorang mahasiswa keturunan Indonesia-Jepang yang belajar di Prefektur Oita mengatakan bahwa meskipun ia sudah mengetahui sistem pencarian kerja Jepang, banyak temannya yang masih merasa bingung.

Selain itu, kendala bahasa tetap menjadi faktor besar. Meskipun perusahaan Jepang semakin terbuka untuk mempekerjakan orang asing, komunikasi internal masih banyak dilakukan dalam bahasa Jepang. Seorang mahasiswa asal China, 24 tahun, yang memiliki kemampuan bahasa Jepang tinggi, mengungkapkan bahwa “Bagian paling sulit adalah promosi diri. Saya kesulitan mengekspresikan karakteristik saya dalam bahasa Jepang, dan apa yang ingin saya sampaikan tidak tersampaikan dengan baik.”

Meskipun tantangan masih ada, peluang bagi mahasiswa asing untuk bekerja di Jepang perlahan mulai berkembang. Beberapa perusahaan telah menyesuaikan proses seleksi, seperti menunjuk karyawan asing sebagai perekrut dan menilai tes bakat mahasiswa asing secara terpisah, tanpa membandingkannya langsung dengan standar mahasiswa Jepang.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja asing di Jepang, diharapkan dukungan terhadap mahasiswa asing dalam mencari pekerjaan akan semakin berkembang, sehingga mereka yang mencintai Jepang dapat tetap bekerja dan berkontribusi bagi negara tersebut.

Sc : mainichi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Layanan Shinkansen di Jepang Kembali Normal Setelah Insiden Kereta Terlepas

17 March 2025 - 11:10 WIB

Jumlah Pengunjung Museum Perdamaian Hiroshima Capai 80 Juta Orang

17 March 2025 - 10:10 WIB

Osaka Expo 2025 Hadapi Tantangan Menjelang Pembukaan

15 March 2025 - 15:10 WIB

Upah Pekerja Paruh Waktu di Jepang Naik Rekor 6,53% di Tengah Tren Kenaikan Gaji

15 March 2025 - 12:10 WIB

Jumlah Warga Asing yang Tinggal di Jepang Mencapai Rekor Baru 3,7 Juta, China Paling Banyak

15 March 2025 - 10:10 WIB

Trending on News