Banyak traveler yang ragu untuk mengunjungi Jepang karena khawatir tidak bisa berkomunikasi dengan penduduk lokal. Mitos bahwa Jepang tidak ramah untuk turis yang tidak bisa bahasa Jepang sering membuat orang enggan menjelajahi negeri sakura. Namun, sebenarnya, Jepang adalah destinasi yang cukup ramah untuk turis asing, bahkan jika Anda tidak menguasai bahasa Jepang. Mari kita kupas mitos dan fakta tentang hal ini!
Mitos 1: Orang Jepang Tidak Bisa Bahasa Inggris
Fakta: Meskipun bahasa Inggris bukan bahasa utama di Jepang, banyak orang Jepang, terutama di kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto, memahami bahasa Inggris dasar. Selain itu, banyak tanda dan petunjuk di tempat umum yang ditulis dalam bahasa Inggris.
- Bandara dan Stasiun Kereta: Petugas di bandara dan stasiun kereta biasanya bisa berbahasa Inggris.
- Tempat Wisata: Banyak tempat wisata populer menyediakan brosur atau panduan audio dalam bahasa Inggris.
- Restoran dan Hotel: Restoran dan hotel di area turis sering memiliki menu atau informasi dalam bahasa Inggris.
Mitos 2: Tidak Ada Tanda atau Informasi dalam Bahasa Inggris
Fakta: Jepang semakin ramah terhadap turis asing dengan menyediakan tanda dan informasi dalam bahasa Inggris.
- Transportasi: Stasiun kereta dan bus besar memiliki peta dan petunjuk dalam bahasa Inggris.
- Tempat Wisata: Tempat wisata seperti Kuil Fushimi Inari, Istana Osaka, dan Tokyo Skytree menyediakan informasi dalam bahasa Inggris.
- Pusat Informasi Turis: Pusat informasi turis di bandara, stasiun, dan tempat wisata biasanya memiliki staf yang bisa berbahasa Inggris.
Mitos 3: Sulit Berkomunikasi dengan Penduduk Lokal
Fakta: Meskipun tidak semua orang Jepang fasih berbahasa Inggris, mereka sangat ramah dan bersedia membantu.
- Gestur dan Bahasa Tubuh: Orang Jepang sangat memahami gestur dan bahasa tubuh, sehingga komunikasi non-verbal bisa sangat membantu.
- Aplikasi Terjemahan: Aplikasi seperti Google Translate bisa menjadi alat yang berguna untuk berkomunikasi.
- Kartu atau Buku Panduan: Bawa kartu atau buku kecil dengan frasa penting dalam bahasa Jepang, seperti “Di mana toilet?” atau “Berapa harganya?”
Mitos 4: Tidak Ada Menu dalam Bahasa Inggris di Restoran
Fakta: Banyak restoran, terutama di kota besar, menyediakan menu dalam bahasa Inggris.
- Restoran Ramah Turis: Restoran di area wisata seperti Shibuya, Dotonbori, dan Gion biasanya memiliki menu bilingual.
- Gambar Menu: Banyak restoran menyediakan menu dengan gambar, sehingga Anda bisa memesan dengan menunjuk gambar.
- Aplikasi Menu: Beberapa restoran menggunakan QR code yang bisa dipindai untuk melihat menu dalam bahasa Inggris.
Mitos 5: Transportasi Umum Sulit Dipahami
Fakta: Transportasi umum di Jepang sangat teratur dan mudah dipahami, bahkan untuk turis asing.
- Peta dan Tanda: Stasiun kereta dan bus memiliki peta dan tanda dalam bahasa Inggris.
- Aplikasi Transportasi: Aplikasi seperti Google Maps, Japan Travel by NAVITIME, atau HyperDia bisa membantu Anda merencanakan rute.
- Kartu IC: Kartu seperti Suica atau Pasmo memudahkan Anda naik transportasi umum tanpa harus membeli tiket setiap kali.
Tips untuk Turis yang Tidak Bisa Bahasa Jepang
- Bawa Buku Panduan Frasa Jepang: Buku kecil dengan frasa penting bisa sangat membantu.
- Gunakan Aplikasi Terjemahan: Google Translate atau aplikasi sejenis bisa menjadi penyelamat saat berkomunikasi.
- Pelajari Beberapa Frasa Dasar: Frasa seperti “arigatou” (terima kasih), “sumimasen” (maaf), dan “toire wa doko desu ka?” (di mana toilet?) bisa sangat berguna.
- Manfaatkan Pusat Informasi Turis: Staf di pusat informasi turis biasanya bisa berbahasa Inggris dan siap membantu.
- Tetap Tenang dan Sabar: Orang Jepang sangat ramah dan bersedia membantu, meskipun ada hambatan bahasa.
Contoh Pengalaman Traveler
Kasus 1: Naik Kereta di Tokyo
Seorang traveler dari Indonesia tidak bisa bahasa Jepang, tetapi berhasil naik kereta dari Tokyo Station ke Shinjuku dengan menggunakan peta dalam bahasa Inggris dan aplikasi Google Maps.
Kasus 2: Makan di Restoran di Osaka
Seorang traveler memesan makanan di restoran ramen dengan menunjuk gambar di menu dan menggunakan aplikasi Google Translate untuk bertanya tentang bahan-bahan tertentu.
Kasus 3: Bertanya Arah di Kyoto
Seorang traveler tersesat di Kyoto, tetapi berhasil menemukan jalan dengan bantuan petunjuk dalam bahasa Inggris dan gestur dari penduduk lokal.
Jepang mungkin memiliki tantangan bahasa, tetapi negara ini sangat ramah dan mudah dinavigasi oleh turis asing. Dengan persiapan yang matang dan sedikit kreativitas, Anda bisa menikmati perjalanan ke Jepang tanpa harus menguasai bahasa Jepang. Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi negeri sakura! 🌸🗾