Menu

Dark Mode
Bahasa Jepang Saat Memesan Makanan Delivery: Dari Telepon sampai Aplikasi Kadomatsu: Hiasan Bambu Tahun Baru untuk Menyambut Dewa Keberuntungan Novel Kyōkai no Melody Karya Toshiya Miyata Diadaptasi Menjadi Anime TV Polisi Kyoto Tangkap Warga Indonesia karena Menampung 7 Overstay Jepang dan Indonesia Gelar Pertemuan untuk Bahas Pertahanan di Tokyo Bahas Kerja Sama Maritim Nintendo Buka Toko Pertama di Fukuoka Jepang, Terbesar dari Semua Lokasi Resmi

News

Pemerintah Jepang Tetapkan Target Produksi Beras 2026 Sebesar 7,11 Juta Ton

badge-check


					Pemerintah Jepang Tetapkan Target Produksi Beras 2026 Sebesar 7,11 Juta Ton Perbesar

Kementerian Pertanian Jepang mengumumkan pada Jumat bahwa target produksi beras untuk tahun 2026 ditetapkan sebesar 7,11 juta ton, menyesuaikan dengan perkiraan permintaan maksimum di pasar domestik. Kebijakan ini menandai perubahan arah dari pemerintahan sebelumnya yang sempat mendorong peningkatan produksi guna menekan harga.

Target baru ini lebih rendah dibandingkan perkiraan produksi 7,48 juta ton untuk panen 2025, sekaligus menandai kembalinya kebijakan tradisional yang berfokus pada keseimbangan antara produksi dan permintaan agar harga tetap stabil.

Langkah ini diambil setelah muncul kekhawatiran dari kalangan petani dan produsen bahwa peningkatan produksi justru akan menyebabkan kelebihan pasokan (oversupply) dan menekan harga jual. Pemerintah juga menyatakan akan melanjutkan kembali pembelian beras untuk stok nasional, yang sebelumnya dihentikan untuk panen 2025.

Saat ini, persaingan antar pembeli beras meningkat tajam menjelang musim panen 2025. Harga eceran beras di Jepang telah mencapai rata-rata lebih dari 4.000 yen (sekitar Rp350.000) untuk 5 kilogram, menunjukkan tekanan harga di tingkat konsumen.

Beberapa analis memperingatkan bahwa pencabutan kebijakan peningkatan produksi hanya beberapa bulan setelah diumumkan bisa memicu kekhawatiran akan pengetatan pasokan di masa mendatang. Kondisi ini berpotensi membuat harga tinggi menjadi situasi yang menetap.

Kebijakan baru ini mencerminkan pendekatan Perdana Menteri Sanae Takaichi yang lebih berhati-hati dalam menjaga stabilitas harga pangan, sekaligus berupaya melindungi pendapatan petani di tengah fluktuasi ekonomi dan inflasi biaya hidup.

Sc : KN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Polisi Kyoto Tangkap Warga Indonesia karena Menampung 7 Overstay

15 November 2025 - 13:30 WIB

Jepang dan Indonesia Gelar Pertemuan untuk Bahas Pertahanan di Tokyo Bahas Kerja Sama Maritim

15 November 2025 - 12:10 WIB

Ibu Pelaku Penembakan Shinzo Abe Minta Maaf, Akui Donasi Besar ke Gereja Unification Demi “Keluarga”

14 November 2025 - 19:49 WIB

Tim Samurai Blue Taklukan Ghana dengan Skor 2-0 dalam Laga Persahabatan

14 November 2025 - 19:33 WIB

Separuh Siswa SMA di Oita Mengaku “Kecanduan Internet”, Waktu Online Meningkat

14 November 2025 - 16:30 WIB

Trending on News