Mulai musim panas tahun ini, para pendaki yang ingin menaklukkan salah satu dari empat jalur utama Gunung Fuji akan dikenakan biaya masuk sebesar 4.000 yen (sekitar Rp420.000). Kebijakan ini disahkan pada Senin oleh otoritas lokal sebagai respons terhadap lonjakan wisatawan yang menyebabkan kekhawatiran akan kepadatan dan dampak lingkungan di gunung tertinggi Jepang tersebut.
Tahun lalu, Prefektur Yamanashi telah memperkenalkan biaya masuk 2.000 yen (sekitar Rp210.000) ditambah donasi opsional untuk Jalur Yoshida, jalur pendakian paling populer di Gunung Fuji. Selain itu, kuota harian dan sistem reservasi online juga diterapkan guna meningkatkan keselamatan dan menjaga kelestarian lingkungan.
Untuk musim pendakian Juli-September tahun ini, biaya Jalur Yoshida akan naik dua kali lipat menjadi 4.000 yen (sekitar Rp420.000). Sementara itu, Prefektur Shizuoka juga mengesahkan undang-undang baru yang memberlakukan biaya serupa pada tiga jalur pendakiannya, yang sebelumnya gratis.
Berkat pembatasan baru ini, jumlah pendaki Gunung Fuji menurun menjadi 204.316 orang tahun lalu, dibandingkan dengan 221.322 pada tahun 2023, menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.
Meskipun angka ini masih lebih rendah dibandingkan masa sebelum pandemi, pejabat Prefektur Shizuoka, Natsuko Sodeyama, menyatakan bahwa “200.000 pendaki dalam waktu dua bulan lebih tetap merupakan jumlah yang besar.” Oleh karena itu, pembatasan dianggap perlu demi keselamatan para pendaki.
Sc : JT