Seorang remaja perempuan berusia 16 tahun yang dilaporkan hilang dari Tokyo ditemukan tewas di dalam lemari sebuah rumah di Ichinomiya, Prefektur Aichi, awal pekan ini. Korban mengalami lebih dari 10 luka tusukan di punggung, dengan pelaku mengklaim bahwa serangan itu dipicu oleh perselisihan dalam permainan online, menurut sumber investigasi pada Rabu (3/4).
Polisi mencurigai Masaki Eguchi (21 tahun), penghuni rumah tempat jenazah ditemukan, sebagai pelaku utama dalam serangan brutal ini. Eguchi telah ditangkap atas tuduhan membuang mayat, dan pada Rabu ia dikirim ke jaksa untuk diproses lebih lanjut.
Menurut polisi, Eguchi telah mengakui bahwa ia menikam korban berkali-kali menggunakan pisau di rumahnya. Ia mengklaim bahwa perselisihan terkait game online menjadi penyebab utama aksi kejamnya tersebut.
Hasil autopsi mengungkapkan bahwa korban meninggal akibat syok hemoragik (kehilangan banyak darah).
Korban, Waka Kato, terakhir kali terlihat pada Jumat lalu ketika meninggalkan rumahnya di Tokyo. Kepada keluarganya, ia mengatakan akan mengunjungi seorang teman di Aichi yang ia kenal melalui game online.
Namun, setelah kehilangan kontak dengan korban, keluarganya segera melaporkannya sebagai orang hilang pada Sabtu.
Menurut pihak berwenang, korban dan pelaku pertama kali berkenalan melalui fitur chat dalam game online, yang memungkinkan pemain berinteraksi satu sama lain.
Badan Kepolisian Nasional Jepang (NPA) mencatat adanya peningkatan jumlah kasus kriminal yang melibatkan anak di bawah 18 tahun akibat bertemu dengan orang asing melalui media sosial atau game online.
Polisi terus mengimbau anak muda agar lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang asing di platform digital. Otoritas keamanan juga memperingatkan bahwa game online semakin menjadi sarana bagi pelaku kejahatan untuk mendekati korban, mengingat kemudahan komunikasi yang ditawarkan oleh fitur chat dalam game.
Sc : mainichi