Ryomen Sukuna, figur legendaris dengan dua kepala dan empat lengan, telah mengalami transformasi dari sosok mitos lokal menjadi karakter global berkat manga fenomenal “Jujutsu Kaisen” karya Gege Akutami. Meskipun manga ini menyajikan Sukuna sebagai “Raja Kutukan,” legenda lokal di Hida, Prefektur Gifu, memandangnya sebagai pahlawan yang dihormati.
Transformasi Narasi Sukuna
- Dalam “Jujutsu Kaisen”
- Sukuna digambarkan sebagai sosok jahat berdasarkan deskripsi negatif dari Nihon Shoki (720 M). Dalam manga, ia menjadi musuh utama yang harus dihadapi sang protagonis, mengukuhkan citranya sebagai antagonis yang kuat.
- Dalam Sejarah dan Legenda Lokal
- Menurut Nihon Shoki, Sukuna adalah pemberontak yang mengabaikan perintah kekaisaran dan menjarah rakyat. Namun, penduduk Hida melihatnya sebagai pemimpin yang melindungi dan mengembangkan wilayah mereka.
- Sukuna dianggap telah mendirikan kuil Senkoji dan menemukan relik keagamaan di Gunung Kesazan.
Warisan Budaya dan Pengaruh Sukuna di Hida
- Monumen dan Festival
- Patung setinggi 3 meter menggambarkan Sukuna sebagai figur pelindung dan kuat.
- Festival Hida Nyukawa Sukuna menghadirkan panci raksasa serta labu Sukuna, sayuran khas lokal.
- Tempat Bersejarah
- Senkoji dan Zenkyuji memelihara artefak, catatan, dan patung Sukuna, termasuk karya Enku, pemahat Buddha dari Periode Edo.
Dua Sisi Sukuna: Antagonis atau Pahlawan?
Menurut Profesor Kazuhiko Komatsu, Sukuna mencerminkan ketegangan antara penguasa dan rakyat. “Otoritas sering melabeli entitas yang tidak diinginkan sebagai iblis,” kata Komatsu. Sebaliknya, penduduk lokal melihat fitur-fitur unik Sukuna—seperti pandangannya ke dua arah—sebagai tanda ilahi.
- Manga dan Anime
- “Jujutsu Kaisen” telah terjual lebih dari 100 juta kopi, sementara adaptasi animenya dan film “Jujutsu Kaisen 0” memperluas popularitas Sukuna ke seluruh dunia.
- Globalisasi Legenda Lokal
- Sukuna, yang dulunya dikenal hanya di wilayah Hida, kini menjadi nama global, berkat kombinasi manga, internet, dan media sosial.
Ryomen Sukuna adalah simbol transformasi budaya, dari pahlawan lokal yang dihormati menjadi karakter antagonis yang mendunia. Baik sebagai “Raja Kutukan” di “Jujutsu Kaisen” maupun sebagai pelindung di Hida, Sukuna menunjukkan bagaimana warisan lokal dapat berkembang dan menemukan audiens baru melalui media modern.