Jepang pada Kamis memperingati satu tahun tragedi tabrakan maut di Bandara Haneda, Tokyo, antara pesawat Japan Airlines (JAL) yang mendarat dan pesawat milik penjaga pantai yang secara keliru memasuki landasan.
Insiden pada malam 2 Januari itu menewaskan lima dari enam orang di pesawat Bombardier DHC-8-300 milik Japan Coast Guard, sementara seluruh 379 penumpang Airbus A350 milik JAL selamat meskipun pesawat dilalap api.
Pesawat penjaga pantai tersebut sedang dalam perjalanan menuju Prefektur Niigata untuk mengantarkan bantuan bagi korban gempa bermagnitudo 7,6 yang mengguncang Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa dan sekitarnya sehari sebelumnya.
Rekaman suara dari pesawat penjaga pantai yang dirilis bulan lalu menunjukkan bahwa kru kemungkinan salah percaya bahwa pesawat mereka diizinkan memasuki landasan, hingga akhirnya ditabrak oleh pesawat JAL.
Tuna Super Mahal: Terjual 207 Juta Yen di Lelang Tahun Baru Tokyo!
Laporan dari Dewan Keselamatan Transportasi Jepang menyatakan bahwa pengendali lalu lintas udara di bandara terlalu fokus memantau pesawat JAL yang akan mendarat dan tidak menyadari masuknya pesawat penjaga pantai ke landasan secara keliru.
Kru pesawat JAL tidak dapat melihat keberadaan pesawat penjaga pantai di landasan sebelum mendarat. Laporan menyebutkan bahwa lampu pesawat dan landasan yang sama-sama putih, ditambah kondisi setelah matahari terbenam dengan minimnya cahaya bulan, memperburuk visibilitas.
Sc : JT