Starbucks Coffee Japan Ltd., yang dikenal luas di kalangan anak muda, kini berusaha menarik perhatian pelanggan yang lebih tua melalui pengalaman langsung menjadi barista dan kegiatan olahraga.
Pada 14 Maret, delapan wanita berusia 57 hingga 84 tahun mengikuti kelas membuat kopi ala barista yang dipandu oleh Yuta Tanaka, manajer Starbucks di Nagoya. Dalam sesi ini, mereka belajar teknik dasar menyeduh kopi, termasuk pentingnya suhu air yang tepat dan proses “steaming” untuk mengembangnya biji kopi sebelum dituangkan air panas.
“Saya tidak pernah berpikir untuk mengukus biji kopi terlebih dahulu. Biasanya saya hanya langsung menuangkan air panas sebanyak mungkin,” kata salah satu peserta yang terkejut dengan perbedaan rasa kopi yang dihasilkan.
Kegiatan ini merupakan yang pertama kali diadakan oleh Starbucks khusus untuk lansia. Tanaka menjelaskan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk mengatasi hambatan yang dirasakan oleh lansia saat mengunjungi Starbucks, sekaligus menciptakan pengalaman yang lebih nyaman dan interaktif.
Sejak membuka toko pertamanya di Tokyo pada 1996, Starbucks kini memiliki sekitar 2.000 gerai di Jepang. Meskipun populer di kalangan mahasiswa dan anak muda, Starbucks kini berupaya memperluas jangkauan pelanggannya.
Sejak 2016, perusahaan telah mengadakan pertemuan bagi penderita demensia dan keluarga mereka untuk bersosialisasi dalam suasana santai. Dalam setahun terakhir hingga musim gugur lalu, sekitar 40 toko di seluruh Jepang menyelenggarakan acara ini.
Selain itu, sejak 2022, Starbucks juga menggelar sesi senam pagi radio di area parkir beberapa gerainya. Kegiatan ini berawal dari usulan seorang staf lansia di gerai Tateyama, Prefektur Chiba, dan telah membantu mempererat hubungan dengan komunitas lokal. Saat ini, sekitar 30 toko Starbucks di seluruh Jepang telah menyelenggarakan kegiatan serupa.
Melalui inisiatif ini, Starbucks tidak hanya menghadirkan kopi berkualitas, tetapi juga berupaya menciptakan ruang yang lebih inklusif bagi semua generasi.
Sc : asahi