Pernah merasa bingung saat orang Jepang menjawab, “Itu agak sulit ya…” atau “Mungkin nanti saja…” padahal kamu cuma tanya sesuatu yang sederhana?
Kalau kamu berharap jawaban “tidak” yang jelas dan langsung, kamu mungkin bakal kecewa.
Karena di Jepang, menolak secara langsung dianggap terlalu keras dan bisa melukai perasaan.
Mereka punya cara tersendiri untuk berkata “tidak” tanpa benar-benar mengucapkannya. Yuk, kita bahas kenapa dan bagaimana orang Jepang melakukan ini!
🤐 1. Menolak Langsung = Kurang Sopan?
Dalam budaya Jepang yang menjunjung tinggi kesopanan dan harmoni sosial, berkata “tidak” secara frontal bisa dianggap:
-
Kasar
-
Menyinggung
-
Mengganggu hubungan baik
Karena itu, orang Jepang cenderung menghindari konfrontasi langsung, bahkan dalam hal sekecil menolak undangan makan malam.
💬 2. Kalimat Penolakan yang “Tersamar”
Berikut beberapa contoh cara orang Jepang berkata “tidak” tanpa mengatakan “tidak”:
-
「ちょっと難しいですね」(Chotto muzukashii desu ne)
→ “Sepertinya agak sulit, ya.” (Artinya: maaf, saya tidak bisa.) -
「考えておきます」(Kangaete okimasu)
→ “Akan saya pikirkan dulu.” (Artinya: kemungkinan besar tidak.) -
「また今度」(Mata kondo)
→ “Lain kali saja.” (Artinya: sebaiknya jangan sekarang, atau mungkin tidak sama sekali.) -
「今はちょっと…」(Ima wa chotto…)
→ “Sekarang agak…” (Artinya: tidak bisa, tapi dengan cara yang super halus.)
Kata kunci dari semua itu adalah: menghindari kata “tidak” secara eksplisit.
🧠 3. Filosofi di Balik Penolakan Halus
Penolakan halus ini berakar pada nilai budaya seperti:
-
Wa (和): Harmoni. Menolak langsung = mengganggu harmoni.
-
Enryo (遠慮): Menahan diri. Lebih baik merendah daripada terlihat terlalu tegas.
-
Tatemae (建前): Apa yang ditampilkan ke luar, demi menjaga hubungan sosial.
😅 4. Risiko Salah Paham
Bagi orang asing, hal ini bisa bikin bingung:
“Dia bilang mau dipikirkan dulu… jadi masih mungkin, kan?”
Padahal itu sudah bentuk penolakan yang sopan.
Karena itu, penting untuk memahami konteks dan nada bicara dalam budaya Jepang.
Di Jepang, menolak bukan soal berkata “tidak”, tapi soal bagaimana menjaga perasaan lawan bicara.
Sopan santun dan harmoni lebih diutamakan daripada kejujuran yang blak-blakan.
Jadi, kalau kamu dapat jawaban yang “mengambang”, bisa jadi itu sebenarnya penolakan… yang sangat sopan.