Uji coba (soft opening) untuk World Exposition 2025 di Osaka resmi dimulai Jumat (4/4), memberikan kesempatan kepada pihak terkait dan warga terpilih untuk menjelajahi beberapa paviliun selama tiga hari. Sekitar 90.000 orang diperkirakan akan berpartisipasi dalam uji coba ini hingga Minggu (6/4), sebagai bagian dari persiapan akhir sebelum pembukaan resmi pada 13 April mendatang.
Paviliun yang Belum Siap, Tapi Optimisme Tetap Tinggi
Dari 42 paviliun Tipe A (yang dibangun sendiri oleh negara peserta), hanya 19 yang siap dibuka selama uji coba ini. Hingga Kamis (3/4), 22 paviliun telah dinyatakan selesai oleh panitia. Namun, Jun Takashina, Wakil Sekretaris Jendel Japan Association for the 2025 World Exposition, meyakinkan bahwa tidak ada negara yang mengindikasikan akan gagal membuka paviliunnya saat acara resmi dimulai.
“Tidak ikut dalam uji coba bukan berarti tidak siap. Banyak negara sedang melakukan pelatihan mandiri,” kata Takashina. “Kami ingin memastikan semua masalah teridentifikasi sebelum hari-H.”
Grand Ring dan Mascot Myaku-Myaku Jadi Daya Tarik
Saat pintu gerbang timur dibuka pukul 09.00 pagi, pengunjung langsung disambut oleh Grand Ring—struktur kayu terbesar di dunia menurut Guinness World Records—dan maskot resmi expo, Myaku-Myaku. Kristina Kutretinski, petugas pemerintah Makedonia Utara yang bertugas di paviliun negaranya, terkesan dengan simbol tersebut. “Saat melihatnya, rasanya seperti melihat seluruh dunia,” ujarnya.
Paviliun Makedonia Utara akan menampilkan pameran mendiang Kenzo Tange, arsitek Jepang yang terlibat dalam rekonstruksi ibu kota Skopje setelah gempa 1963. Kutretinski berharap expo ini menjadi ajang “menjalin hubungan dengan negara lain untuk mendukung pembangunan.”i
Seluruh 27 paviliun domestik, serta sejumlah gerai makanan dan toko resmi, beroperasi selama uji coba. Hiromune Usuki, pengunjung dari asosiasi ekonomi regional, memuji Paviliun Sumitomo yang “melebihi ekspektasi” dengan instalasi hutan imersif menggunakan lentera. “Banyak yang bisa dilihat, kami pasti akan kembali setelah expo resmi dibuka,” katanya.
Seorang karyawan sponsor expo berusia 36 tahun asal Tokyo juga menyukai atmosfer internasional di lokasi. “Berjalan-jalan di sini, terasa menyenangkan bisa berinteraksi dengan orang dari berbagai negara di Osaka dan wilayah Kansai.”
Ini kali ketiga Jepang menjadi tuan rumah World Exposition, setelah Osaka (1970) dan Aichi (2005). Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, selain pemerintah dan sektor swasta, 158 negara serta tujuh organisasi internasional akan berpartisipasi.
Dengan uji coba ini, panitia berharap dapat memastikan segalanya berjalan lancar saat expo resmi dibuka—menjadikannya ajang pertukaran budaya dan inovasi yang sukses.