Honda Motor Co. dan Nissan Motor Co. dipastikan akan mengakhiri pembicaraan merger minggu depan, menghentikan proyek yang seharusnya bisa menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia. Keputusan ini diambil kurang dari dua bulan setelah pengumuman awal, menurut sumber yang familiar dengan masalah tersebut pada Jumat (2/2).
Keputusan final akan dibuat dalam rapat dewan direksi masing-masing perusahaan. Proposal terbaru Honda untuk menjadikan Nissan sebagai anak perusahaannya menjadi faktor penentu yang memicu perpecahan.
Kedua perusahaan berselisih mengenai seberapa cepat Nissan, yang sedang berjuang, harus memajukan upaya restrukturisasinya. Saat mengumumkan rencana merger pada Desember, Honda menekankan bahwa Nissan perlu mempercepat pemulihan, menyebutnya sebagai syarat utama untuk kesepakatan.
Nissan, yang melihat laba bersihnya merosot lebih dari 90% pada periode April-September, telah merencanakan paket pensiun dini di tiga pabriknya di AS dan memangkas pekerjaan di Thailand. Langkah ini merupakan bagian dari upaya lebih besar untuk memotong 9.000 posisi dan mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20%.
Namun, Honda, yang tidak yakin dengan efektivitas langkah-langkah tersebut, menyerukan pemangkasan yang lebih dalam. Mereka khawatir lambatnya kemajuan dalam pemulihan Nissan akan membayangi prospek merger.
Honda mengusulkan untuk menjadikan Nissan, produsen otomotif terbesar ketiga di Jepang, sebagai anak perusahaannya. Ide ini menyimpang dari rencana awal untuk bergabung di bawah perusahaan induk pada 2026, memicu penolakan kuat di dalam Nissan.
Analis mengatakan langkah ini kemungkinan melukai harga diri Nissan. Meskipun Nissan memiliki sejarah lebih panjang di industri ini, Honda saat ini melampaui Nissan dalam penjualan dan kapitalisasi pasar.
Rencana integrasi ini bertujuan untuk menurunkan biaya dan meringankan beban finansial yang semakin besar dalam mengembangkan kendaraan listrik dan perangkat lunak untuk bersaing dengan pesaing global seperti Tesla Inc. dan BYD Co. asal China.
Sementara itu, Mitsubishi Motors Corp., yang hadir dalam konferensi pers Desember sebagai mitra aliansi junior Nissan, enggan terlibat dalam pembicaraan merger karena khawatir akan mengurangi fleksibilitas manajemen.
Selain itu, raksasa elektronik Taiwan, Foxconn, dikabarkan sedang mengeksplorasi kemungkinan mengakuisisi saham di Nissan. Perusahaan ini sebelumnya mendekati Renault SA, mitra aliansi Nissan, untuk membeli sebagian sahamnya di perusahaan Jepang tersebut.
Sc : mainichi