Shinagawa Ward di ibu kota Jepang telah memutuskan untuk memulai layanan penitipan anak pagi di tiga sekolah dasar pada semester pertama tahun ajaran 2025, yang dimulai pada bulan April.
Rencana ini memungkinkan penggunaan ruang kelas kosong dan fasilitas klub setelah sekolah dari pukul 07.30 hingga 08.30 pada hari kerja. Selain itu, siswa akan mendapatkan roti dan bola nasi secara gratis setiap hari. Program ini terbuka bagi semua siswa sekolah dasar di tiga sekolah tersebut, tanpa memandang tingkat kelas mereka.
Pemerintah distrik akan memperkenalkan sistem ini terlebih dahulu sebagai uji coba di tiga sekolah dan berharap dapat menerapkannya di seluruh 31 sekolah dasar distrik dan enam sekolah wajib belajar sebelum akhir tahun ajaran 2025. Tujuan dari program ini adalah untuk mengatasi “hambatan kelas satu,” yakni kurangnya opsi penitipan anak bagi anak-anak orang tua yang bekerja ketika mereka mulai bersekolah di sekolah dasar.
Gerbang sekolah biasanya dibuka sekitar pukul 08.00, yang lebih lambat dibandingkan waktu penitipan di pusat penitipan anak. Hal ini berdampak pada rutinitas pagi anak-anak serta pekerjaan orang tua, menciptakan masalah yang dikenal sebagai “hambatan pagi kelas satu.”
Beberapa kasus di Shinagawa Ward menunjukkan anak-anak harus tinggal di rumah sendirian sampai waktu sekolah dimulai atau menunggu di depan gerbang sekolah lebih awal karena orang tua mereka harus berangkat kerja. Bahkan, beberapa anak dilaporkan tidak sempat sarapan.
Beberapa kota telah mulai menugaskan staf khusus untuk membuka gerbang sebelum jam sekolah dan mengawasi anak-anak di sekolah. Di antara 23 distrik di Tokyo, Toshima Ward telah menguji sistem serupa sejak Januari di dua sekolah. Namun, inisiatif seperti yang diusulkan oleh Shinagawa Ward, yang juga menyediakan sarapan gratis setiap hari, masih tergolong langka.
Shinagawa Ward akan mengalokasikan lebih dari 50 juta yen (sekitar $329.000) dalam anggaran awal tahun fiskal 2025 untuk program ini, dengan asumsi penerapannya di semua sekolah. Agar tidak menambah beban kerja para guru, tugas seperti membuka gerbang dan mengawasi anak-anak akan dialihkan kepada kontraktor pihak ketiga.
Sc : Mainichi