Lebih dari 100 mahasiswa aktivis dari berbagai universitas di Jepang menggelar aksi protes menolak kenaikan uang kuliah di kompleks kantor anggota DPR Jepang di Chiyoda, Tokyo, pada 13 Februari.
Mahasiswa dari Universitas Tokyo, Universitas Osaka, Universitas Chuo, Universitas Seni Musashino, dan universitas lainnya menuntut dukungan anggaran dari pemerintah untuk menghentikan kenaikan biaya kuliah serta memperluas program beasiswa.
Dalam beberapa tahun terakhir, biaya kuliah universitas di Jepang terus meningkat akibat kesulitan keuangan yang dialami institusi pendidikan tinggi. Para mahasiswa menilai bahwa tanpa campur tangan pemerintah, universitas akan semakin terpojok dan kenaikan biaya pendidikan tak bisa dihindari.
Mereka juga menyoroti masalah beasiswa berbasis pinjaman (loan-type scholarships) yang justru menciptakan beban utang bagi mahasiswa.
Seorang peserta aksi mengatakan:
“Saya terpaksa mengubur impian untuk melanjutkan ke pascasarjana karena khawatir utang saya semakin menumpuk.”
Mahasiswa lain menyoroti dampak ekonomi terhadap akademik mereka:
“Semakin banyak mahasiswa kurang mampu harus bekerja paruh waktu, semakin sedikit waktu mereka untuk belajar. Akibatnya, mereka kesulitan memenuhi syarat nilai untuk mempertahankan beasiswa, menciptakan siklus yang tidak berujung.”
Aksi ini turut dihadiri oleh anggota parlemen dari lima partai oposisi, termasuk Partai Demokrat Konstitusional Jepang dan Partai Komunis Jepang, serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Dalam Negeri Jepang.
Sebagai bagian dari protes, para mahasiswa menyerahkan petisi yang ditandatangani oleh mahasiswa dari lebih dari 100 universitas dan sekolah pascasarjana, menuntut peningkatan anggaran pendidikan agar biaya kuliah tidak semakin memberatkan mahasiswa.
Sc : asahi