Bahasa Jepang terkenal kaya dengan ungkapan halus dan tidak langsung—terutama saat harus menegur atau mengkritik orang lain. Mengutarakan kritik secara blak-blakan dianggap tidak sopan, apalagi dalam situasi kerja atau dengan orang yang lebih tua.
Supaya tetap sopan dan hubungan tetap baik, orang Jepang lebih suka memakai frasa yang melingkar atau terdengar lembut. Yuk, kenali beberapa contohnya!
💭 1. ちょっと… (Chotto…) — “Sedikit…”
Frasa pembuka serbaguna saat ingin mengutarakan hal kurang enak. Biasanya diikuti dengan kata penjelas.
Contoh:
-
ちょっと考え直したほうがいいかもしれません。
(Chotto kangae naoshita hou ga ii kamoshiremasen.)
➝ Mungkin sebaiknya dipertimbangkan lagi sedikit.
🫧 2. もう少し… (Mou Sukoshi…) — “Sedikit Lagi…”
Digunakan untuk memberi masukan agar sesuatu diperbaiki, tanpa langsung bilang “ini salah”.
Contoh:
-
もう少し丁寧にお願いします。
(Mou sukoshi teinei ni onegaishimasu.)
➝ Tolong sedikit lebih rapi ya.
🕊️ 3. できれば… (Dekireba…) — “Kalau Bisa…”
Cara halus memberi saran atau permintaan.
Contoh:
-
できれば、時間を守っていただけると助かります。
(Dekireba, jikan wo mamotte itadakeru to tasukarimasu.)
➝ Kalau bisa, mohon tepat waktu ya, sangat membantu.
🪶 4. 〜ほうがいい (〜hou ga ii) — “Lebih Baik Kalau…”
Struktur umum untuk memberi saran tanpa terdengar memaksa.
Contoh:
-
もう少し静かにしたほうがいいですよ。
(Mou sukoshi shizuka ni shita hou ga ii desu yo.)
➝ Akan lebih baik kalau sedikit lebih tenang.
🔑 5. 〜してもらえると助かります (〜shite moraeru to tasukarimasu) — “Saya Akan Terbantu Kalau…”
Cara sopan meminta perubahan, tanpa menuntut.
Contoh:
-
報告を早めにしてもらえると助かります。
(Houkoku wo hayame ni shite moraeru to tasukarimasu.)
➝ Saya sangat terbantu kalau laporannya bisa lebih cepat.
🌱 6. 申し訳ないのですが… (Moushiwake nai no desu ga…) — “Maaf, Tapi…”
Pembuka untuk mengkritik atau menolak dengan nada sangat sopan.
Contoh:
-
申し訳ないのですが、もう一度確認していただけますか。
(Moushiwake nai no desu ga, mou ichido kakunin shite itadakemasu ka.)
➝ Mohon maaf, bisa dicek sekali lagi?
🗣️ 7. 気をつけてください (Ki wo Tsukete Kudasai) — “Tolong Lebih Berhati-hati”
Menegur secara lembut agar orang lebih teliti atau berhati-hati di masa depan.
Contoh:
-
次から気をつけてくださいね。
(Tsugi kara ki wo tsukete kudasai ne.)
➝ Tolong hati-hati lain kali, ya.
Dalam budaya Jepang, menjaga perasaan lawan bicara adalah kunci keharmonisan. Itulah mengapa kritik dan teguran sering dikemas dalam kata-kata halus seperti chotto, dekireba, atau moushiwake nai.
Kalau kamu belajar menggunakannya, dijamin komunikasi jadi lebih sopan dan terasa “Jepang banget”!