Harga beras di Jepang melonjak ke level tertinggi sepanjang sejarah, mencapai rata-rata 4.214 yen per 5 kilogram—lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, menurut laporan pemerintah pada Senin (8 April). Hal ini menunjukkan bahwa langkah pelepasan stok beras pemerintah belum cukup efektif menahan kenaikan harga yang terus berlanjut.
Pemerintah Jepang telah melelang sekitar 212.000 ton beras cadangan dalam dua tahap untuk membantu memperlancar distribusi, dengan sebagian stok sudah mulai muncul di rak-rak supermarket sejak akhir Maret.
Namun, harga rata-rata beras yang dijual di supermarket di seluruh Jepang pada periode 31 Maret–6 April naik 8 yen dibanding minggu sebelumnya, menandai kenaikan selama 14 minggu berturut-turut dan menjadi level tertinggi sejak pencatatan data dimulai pada Maret 2022.
Menteri Pertanian Taku Eto menyebut kondisi ini sebagai “sangat tidak normal.” Dalam sebuah pertemuan di hari yang sama, ia meminta para pedagang besar dan peritel untuk berupaya menurunkan harga, serta memahami maksud dan tujuan dari penjualan beras cadangan oleh pemerintah.
Pelepasan stok beras oleh pemerintah akan terus dilakukan setiap bulan mulai April hingga sekitar Juli, sesuai instruksi Perdana Menteri Shigeru Ishiba. Sebanyak 100.000 ton tambahan juga dijadwalkan untuk dilelang pada akhir bulan ini.
Kenaikan harga ini terjadi sebagai dampak dari gagal panen pada musim panas 2023, ketika suhu tinggi mengurangi jumlah beras yang bisa dipanen, sehingga pasokan tahun ini pun terbatas.
Sc : JT