Penyelenggara World Expo 2025 Osaka menolak permintaan untuk menambah ruang salat bagi Muslim dan penganut agama lain karena keterbatasan ruang, menurut sumber yang dekat dengan masalah ini.
Saat ini, hanya tersedia satu ruang salat yang tidak dikhususkan untuk agama tertentu, memicu kekhawatiran bahwa fasilitas tersebut tidak akan mencukupi bagi pengunjung expo, yang diperkirakan mencapai 3,5 juta orang dari luar negeri.
Meskipun kapasitas pastinya belum diumumkan, seorang pejabat asosiasi expo menyebut bahwa ruang tersebut kemungkinan hanya dapat menampung belasan orang dalam satu waktu.
Menurut Japan Association for the 2025 World Exposition, ruang salat yang disediakan akan berada di area istirahat dengan pemisahan ruang untuk pria dan wanita. Tikar untuk umat Muslim juga akan disediakan.
Namun, banyak pihak meragukan bahwa fasilitas ini cukup untuk memenuhi kebutuhan, mengingat 85 persen dari pengunjung luar negeri diprediksi berasal dari Asia, di mana banyak Muslim yang memiliki kewajiban salat lima kali sehari.
Usulan Masjid Keliling Ditolak
Seorang jurnalis asal Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, sempat mengusulkan penggunaan masjid keliling pada Januari lalu. Namun, seorang pejabat senior expo mengatakan bahwa “tidak ada ruang”, dan menyarankan agar paviliun masing-masing negara menyediakan fasilitas ibadah sendiri.
Masjid keliling ini pertama kali dikembangkan di Jepang pada 2018 oleh sebuah perusahaan berbasis di Tokyo. Menggunakan truk seberat 25 ton, bagian belakang kendaraan telah dimodifikasi menjadi ruang salat seluas 48 meter persegi yang dapat menampung hingga 50 orang sekaligus. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan AC, generator, dan tempat wudu.
Jurnalis Indonesia yang mengusulkan masjid keliling mempertanyakan keputusan penyelenggara expo, mengingat beberapa negara bahkan membatalkan pembangunan paviliun mereka di acara tersebut.
“Ibadah adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang Muslim, dan sangat mengecewakan bahwa kebutuhan ini tidak dipertimbangkan dengan baik,” ujar jurnalis tersebut.
Minimnya ruang salat ini memicu perdebatan lebih luas mengenai kesiapan Jepang dalam menyambut pengunjung Muslim di ajang internasional besar seperti Expo 2025 Osaka.
Sc ; JT