Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba sedang mempertimbangkan kunjungan ke Korea Selatan awal Januari untuk berdialog dengan Presiden Yoon Suk Yeol, menurut sumber diplomatik pada Kamis.
Rencana kunjungan ini merupakan bagian dari “shuttle diplomacy” atau kunjungan rutin yang dilanjutkan kembali antara Tokyo dan Seoul pada tahun 2023 menjelang peringatan 60 tahun normalisasi hubungan kedua negara tahun depan.
Sejak menjabat pada 1 Oktober, Ishiba telah dua kali mengadakan pertemuan langsung dengan Yoon di sela-sela konferensi internasional. Keduanya sepakat mempererat kerja sama bilateral dan trilateral yang melibatkan Amerika Serikat.
Pada November lalu, kedua pemimpin menyatakan “keprihatinan serius” atas aktivitas nuklir dan peluncuran rudal Korea Utara, serta kerja sama militer negara itu dengan Rusia, termasuk pengerahan pasukan Pyongyang untuk membantu perang Moskow di Ukraina.
Hubungan yang Sempat Memburuk Kini Membaik
Hubungan Jepang-Korea Selatan sempat memburuk ke titik terendah dalam beberapa dekade akibat isu kompensasi untuk pekerja paksa selama masa kolonial Jepang di Semenanjung Korea (1910-1945), serta masalah sejarah dan teritorial lainnya.
Namun, hubungan mulai membaik setelah Yoon, yang menjabat pada 2022, mengumumkan solusi atas isu pekerja paksa tahun lalu di tengah meningkatnya kekhawatiran keamanan bersama, seperti ancaman Korea Utara dan Tiongkok.
Pada Maret 2023, Yoon mengadakan pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang saat itu, Fumio Kishida, menjadikannya pemimpin Korea Selatan pertama yang mengunjungi Jepang dalam hampir empat tahun.
Kontroversi Acara Peringatan di Pulau Sado
Kunjungan Ishiba yang direncanakan ini berlangsung setelah pejabat Korea Selatan absen dalam acara peringatan di Pulau Sado pada Minggu lalu. Acara tersebut mengenang korban Jepang dan Korea yang bekerja di kompleks tambang emas dan perak yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada Juli.
Awalnya, Korea Selatan keberatan dengan penetapan tambang tersebut sebagai situs Warisan Dunia, karena kaitannya dengan pekerja paksa masa perang. Namun, kemudian setuju setelah Jepang berjanji mengadakan acara peringatan tahunan.
Mengenai ketidakhadiran di acara hari Minggu, Korea Selatan mengatakan bahwa isi acara tidak mencapai tingkat yang disepakati kedua negara.
Pada Selasa, para menteri luar negeri kedua negara bertemu dan menegaskan kerja sama untuk mencegah isu tersebut mengganggu hubungan diplomatik.
Sc : mainichi