Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, berencana menyoroti strategi peningkatan upah sebagai kunci utama dalam kebijakannya untuk memulihkan perekonomian Jepang. Hal ini akan disampaikan dalam pidato kebijakan di parlemen pada akhir pekan ini, menurut sumber pemerintah.
Fokus pada Kenaikan Upah dan Desentralisasi Ekonomi
Dalam pidatonya, Ishiba akan berjanji untuk mengubah ekspektasi masyarakat yang rendah terhadap pertumbuhan pendapatan, sekaligus mendorong perusahaan Jepang untuk melanjutkan momentum kenaikan upah yang terlihat tahun lalu. Ia juga akan menekankan pentingnya memaksimalkan potensi daerah untuk membangun ekonomi yang lebih terdesentralisasi.
Langkah ini sejalan dengan prioritas Ishiba untuk revitalisasi regional, menjelang pemilihan Majelis Tinggi musim panas mendatang.
Kerja Sama dengan Oposisi
Dengan posisinya sebagai pemimpin koalisi Partai Demokrat Liberal (LDP) dan Komeito yang tidak menguasai Majelis Rendah, Ishiba akan berupaya memperoleh dukungan dari partai oposisi untuk meloloskan anggaran dan undang-undang.
Kenaikan Upah Minimum Nasional
Sebagai respons terhadap kenaikan harga barang kebutuhan pokok yang memberatkan anggaran rumah tangga, Ishiba akan berkomitmen untuk terus meningkatkan rata-rata upah minimum nasional menjadi 1.500 yen per jam pada akhir 2020-an, dari lebih dari 1.000 yen saat ini.
Konteks Kenaikan Upah di Jepang
Tahun lalu, perusahaan Jepang menawarkan kenaikan upah rata-rata terbesar dalam tiga dekade selama negosiasi tahunan. Namun, peningkatan ini belum cukup untuk mengimbangi inflasi, yang terus menekan anggaran keluarga.
Dengan langkah ini, PM Ishiba berharap tidak hanya membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahannya, tetapi juga menciptakan fondasi ekonomi yang lebih kuat dan merata bagi seluruh Jepang.
Sc : MS