Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda, pada Kamis mengindikasikan bahwa Jepang menghadapi risiko ekonomi yang lebih kecil dari Amerika Serikat dan negara lainnya, menunjukkan bahwa bank sentral Jepang mungkin lebih dekat untuk menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
100 Ninja Jelajahi Tokyo untuk Promosikan Budaya Iga dan Koka
BOJ mempertahankan suku bunga di sekitar 0,25 persen seperti yang diperkirakan setelah rapat dua hari, di tengah ketidakpastian politik usai kekalahan partai berkuasa di Jepang dalam pemilu baru-baru ini dan jelang pemilihan presiden AS. Namun, Ueda dalam konferensi pers pasca-rapat menyampaikan bahwa BOJ bersiap untuk kenaikan suku bunga tambahan, karena ia melihat kondisi ekonomi AS yang solid.
“Risiko dari ekonomi luar negeri sedikit demi sedikit mulai berkurang,” ujar Ueda, menambahkan bahwa faktor luar negeri bukan lagi menjadi halangan utama bagi BOJ. Sejak pernyataannya, nilai yen menguat sekitar 1 yen ke kisaran 151 yen per dolar AS.
Meski demikian, sejumlah analis menilai pernyataan Ueda bukan berarti BOJ akan langsung menaikkan suku bunga. “Pasar keuangan masih tidak stabil, dan ada ketidakpastian terkait pembahasan gaji tahun depan,” ujar Shinichiro Kobayashi, ekonom di Mitsubishi UFJ Research and Consulting, yang memprediksi kenaikan suku bunga berikutnya pada Maret 2024 ketika hasil negosiasi gaji diumumkan.
Menurut Kobayashi, pernyataan Ueda mencerminkan upaya BOJ untuk menahan pelemahan yen yang terus berlanjut, terutama akibat perbedaan suku bunga Jepang dan AS yang menambah biaya impor dan memberatkan rumah tangga Jepang.
Beruang Terperangkap dan Dibunuh Setelah 2 Hari di Supermarket Jepang
Kyohei Morita, kepala ekonom di Nomura Securities Co., menambahkan, “Kita bisa mengambil makna dari pernyataan Ueda bahwa BOJ akan mengambil keputusan berdasarkan kondisi ekonomi Jepang ketimbang faktor luar negeri.” Morita memprediksi kenaikan suku bunga akan dilakukan pada Desember.
BOJ juga memperbarui proyeksi pertumbuhan dan inflasi, dengan memperkirakan inflasi konsumen inti Jepang akan berada di 2,5 persen untuk tahun fiskal yang berakhir Maret, tidak berubah dari proyeksi sebelumnya. Namun, proyeksi inflasi untuk tahun fiskal 2025 diturunkan dari 2,1 persen menjadi 1,9 persen, di bawah target stabilitas harga BOJ sebesar 2 persen, dengan penurunan harga minyak dan sumber daya lainnya sebagai faktor. Proyeksi untuk tahun fiskal 2026 tetap di 1,9 persen.
Sc : kyodo