Sebuah perusahaan berbasis di Tokyo yang menyediakan layanan ride-sharing dengan teknologi yang memungkinkan beberapa penumpang berbagi satu kendaraan kini memperluas layanannya ke berbagai daerah di Jepang yang kekurangan transportasi umum.
Perluasan ini dilakukan di tengah menurunnya populasi Jepang dan bertambahnya komunitas lanjut usia yang mengalami kekurangan pengemudi serta rendahnya permintaan layanan transportasi. Untuk mengatasi transit deserts—wilayah yang tidak memiliki akses transportasi memadai—pemerintah menargetkan adanya 100 proyek operasi bersama, termasuk ride-sharing, secara nasional pada tahun fiskal 2027.
Perusahaan tersebut, NearMe Inc., telah bekerja sama dengan pemerintah daerah di 13 prefektur, mulai dari Hokkaido di utara hingga Kumamoto di barat daya. Platform NearMe menggunakan kecerdasan buatan untuk mencocokkan penumpang yang melakukan perjalanan serupa agar dapat berbagi kendaraan.
Di Kota Nishio, Prefektur Aichi, pemerintah setempat mulai menggunakan layanan ini pada Oktober sebagai pengganti bus komunitas yang dihentikan operasinya pada Maret karena jumlah penumpang turun drastis hingga hanya sekitar satu orang per perjalanan. Warga yang terdaftar dapat memilih titik jemput dan tujuan dari lokasi-lokasi seperti rumah sakit dan fasilitas publik. Layanan ini dijalankan oleh perusahaan taksi lokal, dengan tarif 200 yen (sekitar Rp 1.280) per perjalanan, sementara biaya tambahan ditanggung oleh pemerintah kota.
“Memenuhi kebutuhan perjalanan beberapa orang dengan satu kendaraan akan membantu kami menyediakan transportasi yang berkelanjutan,” ujar seorang pejabat Nishio.
Layanan NearMe juga digunakan di Kota Kitaakita, Prefektur Akita, untuk mengangkut wisatawan dari stasiun dan bandara menuju tempat-tempat wisata populer seperti area ski dan pemandian air panas.
Menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, terdapat sekitar 2.000 wilayah di negara tersebut yang dikategorikan sebagai transit deserts oleh pemerintah daerah.
Sc : KN










