Menu

Dark Mode
Bahasa Jepang dalam Dunia Yankee: Istilah dari Budaya Anak Nakal Jepang Coca-Cola Clear: Minuman Misterius yang Pernah Jadi Tren di Jepang Toyota dan Mitsubishi Larang Penggunaan AI Generatif DeepSeek karena Kekhawatiran Keamanan Data Game Mobile Suit Gundam Seed Battle Destiny Remastered Akan Dirilis dalam Bahasa Inggris pada Mei 2024! Berikut Daftar Consolenya Aktivis Mahasiswa Jepang Gelar Protes Menolak Kenaikan dan Program Beasiswa Diperluas Bahasa Jepang dalam Dunia Gyaru: Istilah Gaul dari Budaya Fashion Jepang

News

Jepang Siapkan Rencana Aturan untuk Pengembangan dan Penggunaan AI, Tanggapi Kekhawatiran Keamanan

badge-check


					Jepang Siapkan Rencana Aturan untuk Pengembangan dan Penggunaan AI, Tanggapi Kekhawatiran Keamanan Perbesar

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengumumkan pada Jumat (26/1) bahwa pemerintah Jepang akan menyusun rencana dasar untuk mendukung pengembangan dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dengan memperhatikan masalah keamanan. Langkah ini diambil menyusul kemunculan chatbot dari startup China, DeepSeek, yang menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan dan disinformasi.

Ishiba menyatakan bahwa penggunaan AI sangat penting untuk mengatasi berbagai masalah di Jepang, seperti produktivitas yang rendah. Namun, ia juga mengakui bahwa penyebaran informasi yang salah (misinformation) dan disinformasi merupakan risiko yang muncul dari penggunaan teknologi ini.

“Kita perlu membuat rencana dasar tentang bagaimana kita dapat mempromosikan penelitian, pengembangan, serta penggunaan AI dengan cara yang aman dan terjamin,” kata Ishiba dalam sidang Komite Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat.

Pernyataan ini muncul setelah chatbot dari DeepSeek, perusahaan China, mengejutkan pengguna dan pengembang AI serta mengguncang pasar keuangan. Model AI DeepSeek diklaim dikembangkan dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan pesaing AS seperti OpenAI, namun memiliki performa yang setara dengan ChatGPT.

Ishiba menekankan, “Ketika informasi tertentu digunakan untuk melatih AI secara sembarangan atau sengaja, informasi itu akan menyebar secara global dengan kecepatan yang mengejutkan.” Ia merespons kekhawatiran anggota parlemen dari partai berkuasa mengenai model AI baru DeepSeek.

Itsunori Onodera, mantan Menteri Pertahanan Jepang, mengungkapkan bahwa chatbot DeepSeek memberikan respons yang mengklaim Kepulauan Senkaku di Laut China Timur sebagai wilayah kedaulatan China berdasarkan sejarah dan hukum internasional. Kepulauan tak berpenghuni ini dikelola oleh Jepang, yang juga menganggapnya sebagai wilayah kedaulatannya berdasarkan sejarah dan hukum internasional. Namun, China juga mengklaim kepulauan tersebut.

Popularitas chatbot DeepSeek melonjak secara instan, tetapi semakin banyak pemerintah dan perusahaan yang membatasi akses ke platform tersebut karena kekhawatiran terkait pengumpulan data pengguna. Meskipun pemerintah Jepang belum mengumumkan langkah serupa, mereka sedang mempersiapkan undang-undang terkait pengembangan dan penggunaan AI untuk diajukan ke parlemen dalam sesi saat ini, yang berlangsung hingga 22 Juni.

“Tantangan mendesak kami adalah mengajukan undang-undang yang dapat memaksimalkan manfaat AI sekaligus meminimalkan bahaya dan risiko yang terkait dengan penggunaannya,” tegas Ishiba.

Dengan rencana ini, Jepang berupaya menyeimbangkan inovasi teknologi AI dengan perlindungan keamanan dan etika, terutama dalam menghadapi tantangan global yang muncul dari perkembangan AI seperti DeepSeek.

Sc : kyodo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Toyota dan Mitsubishi Larang Penggunaan AI Generatif DeepSeek karena Kekhawatiran Keamanan Data

15 February 2025 - 17:10 WIB

Aktivis Mahasiswa Jepang Gelar Protes Menolak Kenaikan dan Program Beasiswa Diperluas

15 February 2025 - 14:12 WIB

Survei: 51,2% Warga Jepang Nilai Hubungan dengan Korea Selatan Membaik

15 February 2025 - 12:10 WIB

Bentuk Partai Politik Baru, Dewi Sukarno Lepas Status Kewarganegaraan Indonesia

15 February 2025 - 10:26 WIB

Jaksa Tuntut 15 Tahun Penjara untuk Pelaku Serangan Bom Pipa terhadap eks PM Jepang Fumio Kishida

15 February 2025 - 10:10 WIB

Trending on News