Di antara ragam kuliner tradisional Jepang, terdapat hidangan yang begitu unik hingga sering menimbulkan rasa penasaran sekaligus kontroversi. Salah satunya adalah Kusaya, ikan fermentasi yang berasal dari Pulau Izu. Dengan aroma khas yang kuat dan cita rasa yang mendalam, Kusaya telah lama menjadi bagian dari warisan kuliner yang mewakili keunikan budaya Jepang.
Apa Itu Kusaya?
Kusaya merupakan sebutan untuk ikan yang telah melalui proses fermentasi dengan cara tradisional. Ikan-ikan yang biasa digunakan untuk membuat Kusaya adalah ikan-ikan kecil yang melimpah di perairan sekitar Pulau Izu. Proses fermentasi inilah yang memberikan Kusaya aroma yang begitu khas—kombinasi antara bau asam, asin, dan unsur fermentasi yang kuat, yang bagi sebagian orang bisa terasa menyengat namun bagi para penikmatnya, justru merupakan kekayaan rasa yang tiada duanya.
Proses Pembuatan Kusaya
Pembuatan Kusaya dilakukan dengan mengikuti resep turun-temurun yang melibatkan beberapa tahap penting:
- Pemilihan Ikan
Ikan segar yang dipilih biasanya adalah jenis ikan kecil dengan daging yang lembut. Kesegaran ikan sangat berperan dalam menentukan kualitas hasil fermentasi. - Pembersihan dan Penggaraman
Ikan yang telah dipilih dibersihkan secara menyeluruh dan kemudian direndam dalam larutan garam. Proses ini bertujuan untuk mengeluarkan kelembapan dan mempersiapkan ikan untuk proses fermentasi. - Fermentasi dengan “Kusa” (Rumput Laut atau Bahan Fermentasi Lain)
Ikan kemudian ditempatkan dalam wadah yang telah diisi dengan bahan fermentasi khusus, yang dalam banyak resep tradisional berasal dari rumput laut atau campuran rempah-rempah khas Izu. Proses fermentasi berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada resep dan kondisi lingkungan. Hasilnya adalah ikan dengan tekstur yang lembut dan aroma yang kuat. - Pengemasan dan Penyimpanan
Setelah proses fermentasi selesai, ikan dikemas secara tradisional. Pengemasan ini penting untuk menjaga agar aroma dan cita rasa khas Kusaya tetap terjaga hingga saat penyajian.
Aroma dan Cita Rasa Kusaya
Kusaya terkenal dengan aromanya yang sangat khas. Bagi yang belum terbiasa, aroma fermentasi yang tajam bisa terasa kuat pada awalnya. Namun, bagi para pecinta kuliner Jepang, aroma inilah yang menjadi ciri khas dan daya tarik tersendiri. Rasa Kusaya pun kompleks—asam, asin, dan sedikit manis bercampur dengan umami alami hasil fermentasi. Kombinasi inilah yang membuatnya sering dijadikan bahan campuran dalam hidangan lain atau dinikmati secara langsung sebagai pelengkap nasi hangat.
Budaya dan Tradisi di Balik Kusaya
Di Pulau Izu, Kusaya bukan hanya sekadar makanan. Hidangan ini merupakan bagian dari identitas budaya lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Masyarakat setempat memandang proses fermentasi sebagai seni yang mencerminkan keharmonisan antara alam dan manusia. Bahkan, meski aroma Kusaya bisa dianggap kuat, banyak penduduk setempat yang menjadikan hidangan ini sebagai simbol kekayaan rasa dan tradisi mereka.
Cara Menikmati Kusaya
Bagi yang ingin mencoba Kusaya, ada beberapa cara untuk menikmatinya:
- Sebagai Pendamping Nasi: Sajikan Kusaya sebagai lauk pendamping nasi hangat untuk menyeimbangkan rasa.
- Campuran dalam Masakan: Kusaya juga sering dijadikan bahan tambahan dalam sup atau hidangan berkuah, sehingga aroma dan rasanya tercampur sempurna dengan bahan lain.
- Dicoba Secara Bertahap: Bagi yang baru pertama kali mencicipi, sebaiknya mulai dengan porsi kecil agar dapat menyesuaikan dengan aroma dan rasa khasnya.
Kusaya adalah bukti nyata bagaimana teknik fermentasi tradisional dapat menghasilkan hidangan yang unik dan penuh karakter. Ikan fermentasi khas Pulau Izu ini tidak hanya menawarkan aroma yang khas, tetapi juga menyimpan cerita dan tradisi panjang dari masyarakat setempat. Bagi Anda yang berani mencoba dan membuka diri terhadap keunikan kuliner, Kusaya adalah pengalaman rasa yang patut untuk dijelajahi. Dengan segala kekhasannya, Kusaya mengajarkan bahwa dalam setiap proses tradisional, terdapat keindahan dan kekayaan rasa yang tak ternilai.