Polisi Tokyo mengungkap dugaan jaringan prostitusi besar yang beroperasi di Kabukicho, distrik hiburan dan red-light district terkenal di Shinjuku. Jaringan ini diperkirakan telah meraup keuntungan sebesar 1,1 miliar yen (sekitar Rp115 miliar) sejak 2021, dengan beroperasi di dua lokasi berbeda.
Pada Senin (12/2), polisi kembali menahan Kazuki Sudo (54) atas dugaan pelanggaran hukum anti-prostitusi Jepang. Sudo diduga mempekerjakan perempuan untuk memberikan jasa seksual di sebuah salon estetika pria di Kabukicho antara November 2023 hingga Februari 2024.
Selain itu, seorang eksekutif perusahaan bernama Soei Shinjo (42) dari Yokohama juga ditangkap atas dugaan memberikan dana operasional senilai 9,2 juta yen (Rp960 juta) kepada Sudo antara November 2022 hingga Januari 2024. Namun, Shinjo membantah keterlibatan, dengan menyatakan:
👉 “Saya tidak tahu bahwa ini adalah bisnis prostitusi.”
Sudo sendiri diduga merekrut wanita dengan mendekati mereka di sekitar taman Kabukicho, tempat banyak pekerja seks mencari pelanggan. Ia lalu mempekerjakan mereka di bisnisnya yang diduga melayani turis asing yang datang ke Jepang.
Kasus ini menjadi perhatian khusus karena diyakini sebagai jaringan prostitusi berskala besar pertama di Jepang yang secara khusus menargetkan wisatawan asing.
Sc : KN