Menu

Dark Mode
Kuil Chion-in di Kyoto Terapkan Sistem Reservasi dan Tiket ¥3.000 untuk Tradisi Pemukulan Lonceng Tahun Baru Bahasa Jepang untuk Pecinta Tokusatsu: Dari ‘Henshin!’ sampai ‘Yūsha!’ Daruma: Boneka Tanpa Mata yang Jadi Simbol Tekad “Tokyo Tarareba Girls” Tayang di Netflix Mulai 22 Oktober: Karya Akiko Higashimura Kembali Mendunia JR Central Uji Coba Sistem AI untuk Analisis Penumpang di Shinkansen Tokaido, Picu Perdebatan Privasi PM Jepang Shigeru Ishiba Ucapkan Perpisahan kepada Boneka Myaku-Myaku Setelah Penutupan Expo Osaka 2025

Teknologi

Startup Jepang ispace Siap Menebus Kegagalan dengan Misi Bulan Kedua

badge-check


					Startup Jepang ispace Siap Menebus Kegagalan dengan Misi Bulan Kedua Perbesar

Setelah kegagalan misi pertamanya pada April 2023, startup Jepang ispace berjanji akan meraih sukses pada misi bulan kedua yang dijadwalkan diluncurkan minggu depan.

Belajar dari Kegagalan

Misi pertama ispace berakhir dengan “hard landing” yang tak dapat diselamatkan, menggagalkan ambisi mereka untuk menjadi perusahaan swasta pertama yang berhasil mendarat di bulan. Meski demikian, kegagalan tersebut menjadi pelajaran penting.

CEO ispace, Takeshi Hakamada, mengatakan:
“Kami kecewa dengan kegagalan Misi 1, tetapi kami ingin menunjukkan bahwa penting untuk bangkit dan mencoba lagi setelah kegagalan.”

Resilience: Harapan Baru

Lander baru ispace, Resilience, akan diluncurkan dari Kennedy Space Center, Florida, pada 15 Januari. Jika berhasil mendarat, Resilience akan membawa misi penting:

  • Menggunakan rover mikro untuk eksplorasi bulan.
  • Lima muatan tambahan dari mitra korporat, termasuk eksperimen oleh Takasago Thermal Engineering untuk memecah air menjadi oksigen dan hidrogen, yang berpotensi digunakan sebagai bahan bakar satelit.

Resilience diperkirakan mendarat pada bulan Mei atau Juni, menyusul lander Blue Ghost milik Firefly Aerospace yang akan tiba setelah perjalanan selama 45 hari.

Hakuto-R Mission 2

Program ini dinamakan Hakuto-R Mission 2 dan menjadi langkah inovatif ispace untuk menekan biaya dengan menggunakan pendekatan “rocket rideshare” sektor swasta pertama di dunia.

Booming Eksplorasi Bulan

Kegagalan Misi 1 tidak mengurangi antusiasme eksplorasi bulan. Sejauh ini, hanya lima negara — Uni Soviet, Amerika Serikat, China, India, dan Jepang — yang berhasil melakukan soft-landing di bulan.

Persaingan semakin ketat dengan banyak perusahaan yang berlomba menawarkan eksplorasi ruang angkasa yang lebih murah dan lebih sering dibandingkan program pemerintah.

Langkah Startup Jepang Lainnya

  • Space One, startup Jepang lainnya, tengah mencoba menjadi perusahaan pertama Jepang yang berhasil meluncurkan satelit ke orbit meski menghadapi tantangan besar. Upaya kedua mereka dengan roket Kairos bulan lalu gagal setelah terlihat jatuh di kejauhan.
  • Toyota baru-baru ini menginvestasikan 7 miliar yen dalam Interstellar Technologies, yang bertujuan memenuhi lonjakan global permintaan peluncuran satelit kecil, meningkat hampir 20 kali lipat dari 141 peluncuran pada 2016 menjadi 2.860 pada 2023.

Dengan misi Hakuto-R Mission 2, ispace berusaha merebut tempatnya dalam sejarah eksplorasi ruang angkasa yang semakin kompetitif.

Sc : JT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

JR Central Uji Coba Sistem AI untuk Analisis Penumpang di Shinkansen Tokaido, Picu Perdebatan Privasi

17 October 2025 - 10:10 WIB

Jepang Susun Strategi Nasional untuk Kembangkan AI Domestik, Kurangi Ketergantungan pada Teknologi Asing

14 October 2025 - 17:10 WIB

Perusahaan Jepang Gunakan Aplikasi dan Kebijakan Baru untuk Cegah Karyawan Muda Cepat Resign

14 October 2025 - 14:30 WIB

SoftBank Akuisisi Bisnis Robot ABB Rp85 Triliun Demi Wujudkan “Super AI”

10 October 2025 - 17:10 WIB

SoftBank Kuasai 40% Saham Binance Japan Lewat PayPay, Siap Garap Pasar Kripto Jepang

10 October 2025 - 12:10 WIB

Trending on Teknologi