Menu

Dark Mode
Makan Sendirian Bukan Masalah: Fenomena ‘Solo Dining’ di Jepang Bahasa Jepang Saat Belanja Online: Kosakata dan Frasa Umum di Marketplace Jepang Game Strategi “SD Gundam G Generation Eternal” Resmi Dirilis untuk iOS dan Android ANA dan Singapore Airlines Luncurkan Tiket Gabungan untuk Rute Jepang–Singapura Mulai September Bandara Kobe Siap Layani Penerbangan Internasional Mulai 18 April Bahasa Jepang Saat Wawancara Kerja: Frasa Formal dan Tips Ungkapan yang Sopan

Bahasa Jepang

Suteru vs Nageru, Apa Perbedeaannya? Simak Penjelasan Berikut!

badge-check


					Suteru vs Nageru, Apa Perbedeaannya? Simak Penjelasan Berikut! Perbesar

Bahasa Jepang dikenal kaya akan nuansa dan konotasi budaya, termasuk dalam pilihan kata kerja yang terlihat sederhana namun memiliki makna yang dalam. Dua kata kerja yang menarik untuk ditelusuri adalah ‘nageru’ (投げる) yang berarti ‘melempar’ dan ‘suteru’ (捨てる) yang berarti ‘membuang’. Sekilas, keduanya memiliki kesamaan dalam tindakan, tetapi penggunaannya mencerminkan cara pandang unik masyarakat Jepang terhadap dunia.


‘Nageru’ (投げる): Melempar dengan Tujuan

Kata ‘nageru’ sering digunakan untuk menggambarkan tindakan melempar sesuatu ke arah tertentu, baik secara fisik maupun simbolis. Dalam budaya Jepang, tindakan ini sering diasosiasikan dengan usaha atau harapan.

Contoh Penggunaan:

  1. Ball o nageru (ボールを投げる): Melempar bola.
  2. Negai o nageru (願いを投げる): Mengungkapkan harapan (secara simbolis).

Menariknya, kata ini juga sering muncul dalam konteks olahraga, seperti baseball (野球やや拳撃), di mana ‘nageru’ melibatkan presisi dan tujuan. Hal ini mencerminkan nilai budaya Jepang yang menghargai dedikasi dan fokus dalam setiap tindakan.


‘Suteru’ (捨てる): Membuang dengan Makna Lepas

Sebaliknya, ‘suteru’ digunakan untuk tindakan membuang sesuatu yang tidak diperlukan lagi. Namun, dalam konteks budaya Jepang, kata ini bisa memiliki nuansa emosional yang mendalam, seperti melepaskan sesuatu yang berat atau berharga.

Contoh Penggunaan:

  1. Gomi o suteru (ごみを捨てる): Membuang sampah.
  2. Kokoro o suteru (心を捨てる): Melepaskan beban hati (secara simbolis).

Budaya Jepang sering menekankan pentingnya ‘melepaskan’ dalam rangka menemukan harmoni dalam kehidupan. Filosofi ini tercermin dalam seni seperti decluttering (Marie Kondo’s “KonMari”) yang sangat populer di dunia.


Perbedaan Filosofis Antara ‘Nageru’ dan ‘Suteru’

Secara filosofis, perbedaan antara kedua kata ini terletak pada tujuan tindakan:

  1. ‘Nageru’ melibatkan arah atau maksud tertentu, baik itu dalam bentuk fisik maupun metaforis.
  2. ‘Suteru’ berfokus pada pelepasan tanpa ekspektasi, sering kali untuk menciptakan ruang baru dalam hidup.

Sebagai contoh, saat seseorang membuang barang lama (‘suteru’), mereka menciptakan peluang untuk sesuatu yang baru. Di sisi lain, melempar (‘nageru’) melibatkan upaya mencapai sesuatu yang lebih baik atau target yang spesifik.


Pentingnya Memahami Nuansa Bahasa

Menguasai kata kerja seperti ‘nageru’ dan ‘suteru’ bukan hanya membantu memahami bahasa Jepang dengan lebih baik, tetapi juga memberikan wawasan tentang cara berpikir masyarakatnya. Kedua kata ini mencerminkan filosofi Jepang yang menghargai keseimbangan antara usaha dan melepaskan.

Dengan memahami perbedaan nuansa ini, pembelajar bahasa Jepang dapat lebih percaya diri menggunakan kata-kata tersebut dalam percakapan sehari-hari atau saat menulis. Lebih dari itu, ini menjadi pintu masuk untuk menyelami keindahan budaya Jepang yang kaya akan makna tersembunyi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Bahasa Jepang Saat Belanja Online: Kosakata dan Frasa Umum di Marketplace Jepang

18 April 2025 - 18:30 WIB

Bahasa Jepang Saat Wawancara Kerja: Frasa Formal dan Tips Ungkapan yang Sopan

18 April 2025 - 11:30 WIB

Apakah Kamu Wota Sejati? Kenali 10 Istilah Gaul di Dunia Idol Jepang!

17 April 2025 - 16:45 WIB

‘Ii Na’ dan ‘Urayamashii’: Cara Mengungkapkan Iri Tanpa Kedengarannya Kasar

17 April 2025 - 14:15 WIB

‘Yappari’ vs ‘Yappa’: Perbedaan Kasual dan Formal dalam Ekspresi Keyakinan

16 April 2025 - 16:30 WIB

Trending on Bahasa Jepang