Menu

Dark Mode
Bahasa Jepang dalam Dunia Yankee: Istilah dari Budaya Anak Nakal Jepang Coca-Cola Clear: Minuman Misterius yang Pernah Jadi Tren di Jepang Toyota dan Mitsubishi Larang Penggunaan AI Generatif DeepSeek karena Kekhawatiran Keamanan Data Game Mobile Suit Gundam Seed Battle Destiny Remastered Akan Dirilis dalam Bahasa Inggris pada Mei 2024! Berikut Daftar Consolenya Aktivis Mahasiswa Jepang Gelar Protes Menolak Kenaikan dan Program Beasiswa Diperluas Bahasa Jepang dalam Dunia Gyaru: Istilah Gaul dari Budaya Fashion Jepang

News

Survey : Banyak Generasi Muda Jepang Makin Sulit Dapat Jodoh Karena Tak Ada Pengalaman Pacaran

badge-check


					Survey : Banyak Generasi Muda Jepang Makin Sulit Dapat Jodoh Karena Tak Ada Pengalaman Pacaran Perbesar

Layanan perjodohan O-net di Jepang mengungkap hasil survei tahunan yang menunjukkan rendahnya pengalaman berpacaran di kalangan generasi muda Jepang. Survei ini melibatkan 170 pria dan 240 wanita berusia 20 tahun.

Hasil survei menunjukkan 53,5% pria dan 53,8% wanita tidak memiliki pengalaman berpacaran. Angka pada pria sedikit meningkat dari tahun lalu (53,1%), sementara pada wanita terjadi penurunan signifikan dari 70,2% pada tahun lalu, angka terendah sejak survei dimulai pada 2016.

Hanya 27,8% responden yang memiliki pasangan saat ini, menurun dari 29,4% tahun sebelumnya. Salah satu penyebab rendahnya interaksi sosial adalah pandemi COVID-19, yang membatasi aktivitas remaja, seperti sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler.

Situasi ini juga memengaruhi minat generasi muda untuk menikah. Sebanyak 73,2% responden menyatakan ingin menikah suatu saat nanti, angka terendah dalam sejarah survei.

O-net percaya bahwa pandemi COVID-19 memiliki pengaruh besar terhadap rendahnya angka ini. Generasi usia 20 tahun saat ini memulai sekolah menengah atas pada tahun 2020, tepat ketika pandemi melanda Jepang. Masa-masa remaja yang seharusnya diisi dengan momen penuh debar seperti mencuri pandang ke gebetan di kelas atau bertukar catatan kecil berisi kata-kata manis digantikan dengan belajar daring dari rumah.

Kegiatan ekstrakurikuler, yang biasanya menjadi tempat cinta tumbuh, juga terhenti selama pandemi. Akibatnya, banyak generasi ini yang melewati masa remaja tanpa sempat menjajal pengalaman berpacaran. Bahkan setelah pandemi berakhir, mereka telah menyelesaikan masa tiga tahun sekolah menengah atas.

Kondisi ini semakin memperburuk masalah demografi Jepang, dengan angka kelahiran pada 2023 diperkirakan hanya 1,2, rekor terendah yang mengancam penurunan populasi di masa depan.

Sc : japantoday, detik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Toyota dan Mitsubishi Larang Penggunaan AI Generatif DeepSeek karena Kekhawatiran Keamanan Data

15 February 2025 - 17:10 WIB

Aktivis Mahasiswa Jepang Gelar Protes Menolak Kenaikan dan Program Beasiswa Diperluas

15 February 2025 - 14:12 WIB

Survei: 51,2% Warga Jepang Nilai Hubungan dengan Korea Selatan Membaik

15 February 2025 - 12:10 WIB

Bentuk Partai Politik Baru, Dewi Sukarno Lepas Status Kewarganegaraan Indonesia

15 February 2025 - 10:26 WIB

Jaksa Tuntut 15 Tahun Penjara untuk Pelaku Serangan Bom Pipa terhadap eks PM Jepang Fumio Kishida

15 February 2025 - 10:10 WIB

Trending on News